1.250 Rumah Tangga Balikpapan Ikut Program Sedot Tinja Terjadwal

BALIKPAPAN – Guna mendukung Program Pemerintah Pusat sesuai yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019 yakni 100 persen akses sanitasi atau menciptakan sanitasi layak di pemukiman masyarakat. Pemerintah Kota Balikpapan menargetkan awal tahun depan sudah mulai berjalan program pengelolaan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2).

Kepala Bidang Fisik Bappeda Kota Balikpapan Arfiansyah mengatakan, projek akan dimulai Kelurahan Sepinggan dengan target sebanyak 1.250 rumah tangga ikut dalam program sedot tinja terjadwal. Wilayah kelurahan ini dijadikan model managemen pengelolaan tinja.

“Kita lakukan Layanan jembut pola sedot wc terjadwal. Polanya 1 kali sedot waktu 3-4 tahun. Di program L2T2 ini, masyarakat nanti adminstrasi seperti pembayaran air minum. Bedanya kalau sudah jalan masyarakat mulai iuran, bisa diambil untuk sedot tahun depan atau tahun berikutnya. Sehingga nanti asumsi iuran Rp10 ribu/bulan selama 4 tahun,” ujarnya.

Arfi mengungkapkan, selain program sedot tinja terjadwal tersebut, ada juga program penggantian septi tank yang sudah tidak layak milik masyarakat.

“Saat ini masih berjalan sensus sekitar 70 persen nanti mana yang posisi yang layak untuk diganti. Dana untuk ganti septictank bantuan hibah,” ujarnya.

Dia menambahkan pemkot dan DPRD kota sudah menyiapkan payung hukum untuk mendukung program pemerintah pusat yang juga dijalankan di seluruh kota di Indonesia.

“Dalam program L2T2 ini, PDAM bertindak sebagai operator dengan melibatkan pelaku penyedot WC swasta. Karena unit PDAM terbatas,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Dirut PDAM Kota Balikpapan Haidir Effendi mengatakan dengan program L2T2 ini, program sedot tinja yang selama ini berjalan dapat lebih sesuai dengan target.

“Swasta banyak cuma giliran bongkar (buang tinja) dimana nggak jelas. Kan selama ini hanya memindah masalah. Misalnya sedot di Klandasan nah buang bisa di mana saja. Kita nggak tahu nah ini seperti memindahkan masalah saja. Kalau yang ini nanti tinjanya kita buang di TPA Manggar,”jelasnya.

Nantinya program ini bukan hanya sekedar sedot tinja berjadwal namun juga ada pengelolaan lumpur tinja. Menurutnya limbah tinja dapat dimanfaatkan untuk gas metan dan pupuk organik dari lumpur tinja ini. Karena itu dibutuhkan kesiapan Infrastrukut IPLT di TPA Manggar.

“Pelaksanaan ini mudah-mudahan berjalan. ITLP direkonstruksi ulang dengan kebutuhan sekarang. Kan itu dari provinsi bantuan, SDM pelan-pelan bisa,” katanya.

Haidir menambahkan selama ini, pengelolaan sanitasi menggunakan pola offside atau wc komunal memakan biaya besar dan memakan waktu untuk pembangunan infrastruktru jaringan. Seperti yang sudah ada di kampung atas air Margasari.

“Sekarang lebih ke model onside sama seperti yang sudah ada cuma lebih dimanage. Pengelolaan nantinya pick up service jemput septitank yang ada di masyarakat. Sama seperti kita sistem on call sedot wc panggil bayar ditempat,” pungkanya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.