2020 JAMSOSTEK Kalimantan Targetkan 1,8 juta Peserta Baru

Deputi Direktur Wilayah BPJAMSOSTEK Kalimantan Panji Wibisana saat menyerahkan santuan kepada ahli waris dari peserta yang mengalami kecelakaan kerja (13/12020)

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com —- BPJAMSOSTEK Kalimantan pada 2020 ini menargetkan penambahan peserta baru sekitar 1,832 juta peserta baik pekerja penerima upah, pekerja informal (bukan penerima upah) maupun pekerja migrant Indonesia (PMI) di wilayah kerja Malaysia Timur yakni Sabah, Serawak, Kucing, Kinabalu, dan negara Brunai.

Deputi Direktur Wilayah BPJAMSOSTEK Kalimantan Panji Wibisana merinci dari target 1,8 juta peserta baru itu, sekitar 789 ribu merupakan pekerja penerima upah termasuk pekerja migrant, pekerja bukan penerima upah hampir 300 ribu orang dan

sisa jasa kontruksi.

“Biasanya kami memilih dua segmen ini karena mereka bertahan. Kalau target Nasional 23,3juta peserta,” kata belum lama ini.

Panji optimis target itu dapat dicapai mengingat tahun prospek ekonomi terutama proses pembangunan ibu kota di Kaltim. Belum lagi banyak proyek  kontruksi untuk pengembangan kilang seperti Balikpapan dan Bontang.

“Ini kan setiap hari orang  di bandara ini padat, mulai bergeliat. Kalau mereka perusahaan atau perorang tidak dilindungin Jamsostek mereka akan lebih terpuruk lagi. Dari mana? Akan mengganggu cash flow mereka, menggerus dana mereka. Kami yang kelola resiko mereka apakah kecelakaan, kematian, hari tua,” tandasnya.

Apalagi saat ini dengan iuran tetap tapi manfaat naik hingga 1350 persen, perusahaan jauh diuntungkan .

“Kalau pemberi kerja tidak melakukan itu, dia nggak akan sanggup apalagi perusahaan mikro , mana ada yang murah kalau karyawan kecelakaan masuk rumah sakit, cash flow terganggu itu pasti,” tandasnya.

Selain itu, peserta baru yang sedang ditarget BPJAMSOSTEK Kalimantan adalah pekerja migrant Indonesia (PMI) atau TKI. Menurutnya  untuk TKI yang ada pengerahnya  itu dipastikan mengantongi kepersertaan Jamsostek. Hal ini  sudah sesuai UU 18 tahun 2017.

“Sekarang itu bagaimana mereka yang tidak pulang lagi. Banyak loh itu ada di Sabah, Serawak, Kucing, Kinabalu, Brunai. Itu jadi  konsennya Kalimantan dan juga pemerintah termasuk DPR RI ,” ujarnya.

“Ini sudah jalan nanti di 2020 akan ke sana kemarin (2019) kita sudah ke Brunai Alhamdulillah pak Sujatmiko Dubes RI untuk Brunai luar biasa berikan atensi bahkan kita bisa eksekusi disana. Jadi 2020 ini kita kan masuk ke Sabah, Serawak. Itu banyak potensi. Kalau itu selesai maka target ini ketutup, aman itu. Karena kalau cari perusahaan yang benar-benar TK 100  ada? Paling banyak itu  start up, jangan sekarang ngak perlu banyak orang kan,” bebernya.

Masih terkait pekerja migrant, Panji menyebutkan

TKI/pekerja migrant di negara Brunai berjumlah 2,9 juta. Mereka banyak dari Makasar, Jawa.

“Pengusaha disana itu rate tinggi. Dubes kita bagus, TKI nggak mau dibayar murah masa mereka menderita dinegeri orang. Agensi disana berasal dari Sulawesi, Jakarta, Jawa dan ada 63 paguyuban,” tuturnya.

Sedangkan Pekerja Migrant Indonesia (PMI) di Malaysia Timur terdapat sekitar 700 ribu lebih.

“Kalau Semenanjung Malaysia ada 2 jutaan kita urus yang di Malaysia Timur. Ini yang mau kita jemput kesana Target semuanya harus masuk kan sasaran sudah tau kalau target 300 ribu ya 300 ribu ngak boleh 10 persen,” tandasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.