Top Header Ad

24 Jam Kominfo Perangi Judi Online, 150 Orang Dikerahkan

Judi online / ilustrasi / Kominfo
Judi online / ilustrasi / Kominfo

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) perang dengan konten judi online di platform digital. Kominfo melakukan pemantauan kejahatan cyber ini selama 24 jam.

“Saat kita bicara di sini, sekitar hampir 150 orang di lantai 8 gedung kominfo lagi berperang melawan judi online,” ujar Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria dikutip dari laman Kominfo.

“Bekerja  24 jam selama 7 hari dengan tiga shift. Kami tidak pernah putus asa, tiada kata lelah untuk melawan yang namanya judi online,”

Baca juga :

Web Crawling

Mesin Pengais Konten Negatif (AIS) adalah mesin crawling otomatis di ruang Cyber Drone 9 Lantai 8 Gedung Kominfo. Mereka memantau penyebaran konten negatif menggunakan teknologi kecerdasan artifisial serta web crawling.

“Kalau suatu waktu bisa main ke Kominfo lihat bagaimana kencangnya crawling domain-domain judi online. Ya seperti air mengalir, semuanya di-capture terus oleh mesin yang dimiliki oleh kominfo,” ujarnya

Sejak Juli 2022 hingga Maret 2024,  Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses kurang lebih 1,5 juta konten judi online. Termasuk memberikan peringatan dan teguran kepada salah satu platform global untuk membersihkan sekitar 1,6 juta konten judi online

“Kemudian kita kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan untuk blokir yang namanya rekening untuk transaksi. Bekerja sama juga dengan Bareskrim Mabes Polri untuk mengejar dan melacak pelaku judi online,” ujarnya.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) itu menyebutkan pelaku mayoritas berdomilisi di luar Indonesia. Namun merekrut warga Indonesia sebagai penggerak judi dunia maya ini.

“Jadi banyak anak-anak Indonesia main ke Kamboja dan Myanmar dengan ekspektasi tadinya bekerja di perusahaan developer game. Ternyata sampai di sana mereka diminta bikin game yang di online (judi). Itu ribuan,” ujarnya.

“Sampai di sana baru tahu kalau ternyata kerjaannya adalah itu. Ada yang karena bayarannya mahal melanjutkan, ada juga merasa suatu yang bertentangan dengan keyakinan  dan prinsipnya mereka pulang ke Indonesia,”tukasnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.