Mahasiswa Teknik Sipil Uniba Ciptakan Paving Blok dari Limbah Plastik dan Pasir Samboja
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Sebagai bentuk pengabdian masyarakat, Universitas Balikpapan melalui Fakultas Teknik membuat terobosan memanfaatkan limbah plastic untuk bahan pembuatan paving block.
Limbah Plastic dicampur dengan pasir putih dari Samboja dengan pemanasan (oven) hingga 200 derajat. Untuk satu paving block misalnya dibutuhkan 2 kg plastic dan 2 kg pasir putih.
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Uniba Ir Rahmat ST MT menjelaskan hasil penelitian mahasiswa tahap akhir ini masih dalam proses penelitian bahan limbah plastic tanpa menggunakan semen.
“Artinya murni plastic dengan material pasir samboja sebagai katalisator panas sehingga plastic ini bisa bersatu kemudian bisa diproduksi menjadi batako,” terangnya, saat kuliah umum dengan pembicara wakil Wali Kota Rahmad Mas’ud di Uniba, Sabtu pagi (27/7/2019).
“Kalau yang lalu dari briket plastic dicampur semen kemudian disatuan seperti beton ringan. Tetap ini kita hilangkan penggunaan semen kita masukan unsure plastic dengan proses pengopenan, kita press tapi komposisi masih efektif 50 persen 50 persen. Misalnya plastic 2 kg, pasir 2 kg menjadi beberapa sampel,” jelasnya lagi.
Rahmat menyebutkan dari ujicoba dua kg plastic dan dua kg pasir menghasilkan dua paving blok.
“Kenapa kita gunakan pasir Samboja, karena karakternya. Kita pernah lakukan pengopenan 200 derajat celcius itu tekstur dan warna tidak berubah,” tandasnya.
Penelitian baru dilakukan sebulan lalu oleh mahasiswa teknik sipil Uniba semester akhir. Penelitian ini sebenarnya penelitian lanjut yang pernah dilakukan sebelumnya namun sebelumnya menggunakan semen diganti menggunakan pasir.
“Kalau semen mah biasa banyak penelitian paling beda pada proporsi dan ukuran, perbandingan. Ini kita non semen nah mahasiswa berpikir dan ini murni dari mahasiwa bukan dari dosen,” ujarnya.
Kelebihan dari produk ini, memiliki daya tahuan jika dipukul palu mampu menahan tekanan pukulan 20 MPa lebih kuat diatas dari batako biasa. “Yang biasa 16-18 MPa,” ucapnya.
Hasil karya pengabdian masyarakat ini sudah disetujui Rektor Uniba yang akan dipublis kemasyarakat untuk digunakan oleh masyarakat.
“Inikan inovasi silakan, jika ada masyarakat lain membuat inovasi dari produksi ini jadi berubah meningkat kualitasnya naik-naik terus,” tuturnya.
Rahmat mengakui jika hasil karya mahasiwanya ini diapresiasi Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud yang melihat sejumlah sampel saat memberikan ceramah umum mahasiswa Uniba pada Sabtu pagi(27/7).
BACA JUGA