32 Jiwa Jadi Korban Bencana Sumbar, 5 Daerah Status Tanggap Darurat

Kepala BNPB
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (rompi hijau) meninjau titik terparah bencana banjir dan longsor di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Senin (11/3). (Bidang Komunikasi Kebencanaan/Dume Harjuti Sinaga)

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Sebanyak 32 orang menjadi korban dari bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera Barat (Sumbar). Data dirangkum hingga Senin (11/3/2024). Dari 32 orang, sebanyak 23 meninggal dunia dan 6 dalam pencarian di Pesisir Selatan, dan 3 orang meninggal dunia di Padang Pariaman

Bahkan dari 12 Kabupaten dan Kota yang terdampak, sudah ada 5 daerah yang menetapakan status tanggap darurat. Diantaranya Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Padang, Pasaman Barat, dan Kepulauan Mentawai

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Kota serta Forkopimda agar lebih meningkatkan percepatan penanganan darurat bencana banjir dan longsor.

Percepatan penanganan darurat itu menurut Suharyanto yakni mulai dari pencarian dan pertolongan. Lalu pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak, hingga penanganan infrasturuktur dan lainnya.

“Jangan ada lagi kabar masih ada warga yang terisolir dan belum terpenuhi kebutuhan dasarnya. Jika masih ada banjir dan jalan terputus, segala macam cara harus bisa ditembus,” ujarnya dikutip dari laman BNPB.

BACA JUGA :

“Saya minta TNI/Polri, ketika ada kesulitan terkait medan dan jarak harus bisa menjadi pelopor. Kalau perlu TNI dan Polri pakai ransel berenang menembus banjir untuk memberikan bantuan,”

BERIKAN RP500 RIBU Per KK

Dia juga meminta kepada Pemprov Sumbar segera mengajukan segala hal yang dibutuhkan untuk penanganan darurat, baik dari logistik, peralatan maupun dana operasional. Sepert alat berat, Kepala BNPB minta segera dikerahkan. BNPB juga akan membantu dari segi anggaran operasionalnya. 

“Kalau masih ada yang butuh alat berat, segera didata dan diajukan. BNPB akan bantu anggarannya,” tandasnya.

Dari kejadian ini, ada satu kampung di Pesisir Selatan yang harus segera direlokasi karena tidak memungkinkan untuk dibangun ulang di lokasi yang sama. Dia meminta agar hal yang demikian segera diurus perizinan lahan untuk relokasi. 

BACA JUGA :

“Segera disiapkan dan diurus izin lahannya. Ketika sudah ada lahannya nanti kita bisa segera bangun untuk relokasi. Bisa dibangun oleh PUPR atau BNPB tinggal mekanismenya saja seperti apa nanti,” jelasnya. 

Dia juga mendorong agar upaya pendataan kerusakan infrastruktur dapat diakselarasi. Sehingga pembangunan rumah relokasi dapat segera dilakukan dan masyarakat terlalu lama menunggu. Pemerintah Daerah dan seluruh stakeholder harus bekerja secara maksimal. 

“Jangan sampai berlarut-larut pendataannya, jika terlalu lama dan terjadi hujan dengan intensitas yang sama, maka akan tambah parah infrastrukturnya. Kerugian 226 M itu pasti yang paling besar ada di infrastruktur,” ujarnya. 

Dia mengatakan BNPB akan memberikan bantuan Dana Tunggu Hunian (DTH) kepada warga yang rumahnya harus direlokasi. DTH ini nantinya dapat digunakan untuk menyewa rumah sementara, selama rumah relokasi dibangun. Adapun besarannya adalah Rp500 ribu per kepala keluarga. 

KUCURKAN RP1,75 MILIAR

Sebagai dukungan upaya percepatan penanganan darurat bencana, BNPB memberikan dukungan operasional Dana Siap Pakai (DSP) dengan total Rp1,75 Miliar. Rinciannya 350 juta untuk Pesusir Selatan.

BACA JUGA :

Lalu masing-masing Rp 250 juta untuk Provinsi Sumbar, Padang Pariaman, dan Padang. Pasaman Barat dan Kabupaten Mentawai masing-masing 150 juta, Korem 032 Wirabraja Rp150 juta, Polres Pesisir Selatan Rp 100 juta, dan Kodim 0311 Pesisir Selatan Rp 100 juta. 

Dana siapa pakai menurut Kepala BNPB dapat digunakan sebagai operasional maupun hal lain yang bersifat kedaruratan. Seperti pembelian perabotan perumahan warga seperti kompor, gas, beras, dan lain sebagainya. 

“Peralatan itu bisa langsung digunakan masyarakat untuk masak atau memenuhi kebutuhan dasarnya. Mohon betul masyarakat yang terdampak ditangani dengan baik. Penuhi kebutuhan dasarnya dengan DSP ini,” ujarnya.

BNPB juga menyerahkan bantuan logistik dan peralatan berupa 2 unit perahu karet, 10 unit pompa alkon, 2 unit tenda pengungsi, 100 unit tenda keluarga, 500 paket sembako dan 500 paket makanan siap saji.

Kemudian 500 biskuit protein, 500 paket hygiene kit, 500 lembar selimut, 500 lembar matra, 20 unit penjernih air, 2016 botol sabun cair, 5 unit chain saw, dan 100 unit velbed untuk masing-masing Kabupaten/Kota yang telah menetapkan status darurat. 

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.