34 Tahun Berdiri, Diduga Kropos Pantung Monpera Tumbang

Patung Monpera tumbang setelah berdiri selama 34 tahun akibat tiangnya kropos

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Tiga Patung perjuangan rakyat atau monpera yang berada di jalan Sudirman atau depan Kodam Mulawarman roboh. Patung setinggi 10 meter itu roboh pada pukul 14.30 wita. Diduga karena kondisi tiang yang sudah kropos makan usia sekitar 34 tahun.

“Lihat saja kondisi seperti ini. Usia sudah diatas 30 tahun. Kemungkinan kalau lihat kondisi tiang kan kropos. Apalagi ini berada di pinggir pantai kena air laut jadi berkarat atau kropos,” tutur Asisten III Syaiful Bahri saat meninjau lokasi patung Monpera didampingi Kabag Pemerintah Zulkifli, Kepala Dispora Oemy Facesli dan pihak PU kota serta Kasdim Balikpapan Mayor TNI Masrukhan, Kamis sore (8/9).

Syaiful Bahri mengakui jika Walikota sudah mendengar robohnya patung Monpera ini. “Tadi beliau informasi dan kordinasikan ke tema-teman makanya kita tinjau kelokasi. Besok PU baru akan coba merapikan ini,” ujarnya.

Kondisi lokasi sudah digaris polisi untuk menghindari masyarakat mendekat. Rencananya Jumat patung ini akan di benahi oleh PU. “Makanya kita police line supaya masyarakat tidak mendekat. Soal perbaikan kita belum tahu karena lagi defisit,” tandasnya.

Senada disampaikan Kepala Dispora Budpar Oemy Facesli bahwa kemungkinan tiang utama mengalami kropos. “Inikan dekat laut kemungkinan tiang kropos tapi secara teknis saya kurang tahu,” katanya (8/9).

Dia mengatakan pihaknya mendapat kabar dari pihak Kodam dan Kodim Balikpaapan perihal robohnya patung Monpera ini pada pukul 14.30 Wita. “ Saya dapat informasi dari pak Kasdim lalu kordinasi dengan Ass II dan PU. Juga kabari ke pak Walikota. Pak Dandim juga kabari ke pak Walikota juga,” tuturnya.

Patung Monpera yang berjumlah tiga ini memegang parang dan tameng khas Kaltim sebagai bentuk perlawan pada tentara Belanda yang mendarat di pantai Klandasan . “Ini dibangun sejak 1983 lalu ditahun 1994 direnovasi tapi saya nggak tahu berapa biaya pembangunan saat itu,” ungkap Oemy.

Untungnya saat patung ini roboh, tidak ada warga sekitar yang berada di lokasi. “Biasanya kalau sore jam segini (pukul 16.00) ramai yang bermain di taman atau duduk di dekat patung ini. Kalau siang memang agak sepi,” kata Abdul Latief (45) petugas DKPP di taman Monpera yang mengaku kaget dengan robohnya patung monumen perjuangan rakyat.
“Saya biasa tugas di taman dikabari juga oleh petugas pos parkir. Kalau kejadian saya kurang tahu,” sambung Latief.

Di lokasi kejadian, kemarin cuaca mendung dan gerimis dengan tiupan angin yang cukup kencang. Sehingga kondisi taman tidak seramai pada sore hari jika cuaca cerah.

Sejumlah pengunjung menyempatkan diri menonton dan mengabadikan patung Monpera ini melalui kamera Donsel.

Dari cerita sejarah, bangunan ini didirikan untuk mengenang dua kejadian bersejarah yang terjadi di Balikpapan. Peristiwa yang pertama adalah usaha penghalangan oleh masyarakat Balikpapan atas kedatangan pasukan tentara Belanda yang memasuki daerah Pantai Klandasan Ilir. Dari peritiwa ini banyak korban berjatuhan dari masyarakat Balikpapan dan tentara Belanda yang membuat daerah ini banyak sekali terdapat jenazah dari pertempuran tersebut.

Peristiwa kedua adalah terjadinya pembantaian besar-besaran oleh tentara Jepang terhadap serdadu Belanda untuk memperebutkan sumur Mathilda.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.