43 Orang Positif Corona, Hasil Rapid Test di Kaltim
SAMARINDA, Inibalikpapan.com – Sebanyak 43 orang dinyatakan positif hasil pemeriksaan tes tecepat atau rapid test. Demikian disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Andi M Ishak, Minggu (12/04).
“Dari 1.324 orang yang menjalani rapid test sebanyak 1.264 orang dinyatakan negatif dan sebanyak 43 orang dinyatakan positif reaktif terhadap rapid test atau sekitar 3,2 persen,” ungkapnya.
Dia mengatakan, 43 orang yang dinyatakan positif tersebut, selanjutnya menjalani pemeriksaan metode swab atau pemeriksaan menggunakan metode PCR (polymerase chain reaction) untuk memastikan memang positif atau negatif.
“Pada kasus yang menunjukkan reaktif atau positif dengan rapid test, dilakukan pemeriksaan swab apakah hasil yang reaktif positif ini juga terkonfirmasi positif atau negatif,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, hingga kini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan labrotorium di Surabaya. “Karena keterbatasan juga kapasistas laboratorium penguji di Surabaya sehingga beberapa juga harus antri,” katanya.
“Makanya 2-3 hari ini kami masih menunggu, sehingga belum ada pergerakan baik negatif maupun terkonfirmasi positif yang kita terima, masih banyak kita menunggu hasil proses,”
Kata dia, Kaltim mendapat rapid test dalam dua tahap yakni sebanyak 2.400 pada tahap pertama dan telah didistribusikan sebanyak 2.350. Kemudian sebanyak 4.800 yang rencananya akan diistribusikan dalam pekan ini.
Namun lanjutnya, dari 2.350 rapid test yang telah didistribusikan tersebut, belum seluruhnya digunakan. “Ada sebanyak 1.324 yang sudah dilakukan test artinya baru lebih 50 persen yang dilakukan rapid test dari yang sudah kita distribusikan,” jelasnya.
Sedangkan untuk 4.800 rapid test yang akan didistribusikan pekan ini, dikhususkan untuk pemeriksaan orang dalam pemantauan (ODP) dan petugas kesehatan yang merawat pasien positif dan pasien dalam pengaawasan (PDP).
“Untuk 4.800 rapid test akan segera kami distribusikan minggu ini dengan catatan nanti yang diprioritaskan untuk menscreening semua ODP, kemudian juga tenaga kesehatan yang selama ini melayani pasien yang terkonfirmasi dan PDP,” tukasnya.
BACA JUGA