Anak Manja
Tanpa sadar, kalimat orang tua membuat anak jadi manja (Pixabay)

7 Kalimat Terlarang Yang Membuat Anak Jadi Manja

CALIFORNIA, Inibalikpapan.com – Tanpa sengaja orang tua mengucapkan kalimat yang dapat membuat anak jadi manja. Padahal, sebenarnya orang tua hanya ingin menghindar dari teriakan anak yang memekakkan telinga.

“Cara kita berbicara kepada anak, entah mengalah, menyuap, atau membiarkan mereka menghindari tanggung jawab, membentuk pemahaman mereka tentang batasan dan konsekuensi,” kata Ann-Louise Lockhart, psikolog anak dan pemilik A New Day Pediatric Psychology.

“Seiring waktu, mereka mungkin mulai merasa berhak atas sesuatu tanpa berusaha mendapatkannya. Hal ini dapat memengaruhi hubungan dan perilaku mereka saat mereka tumbuh,”lanjutnya.

Tapi, apa sebenarnya arti ‘manja’?

“Anak yang ‘manja’ sering kali belajar untuk mengharapkan kebutuhan dan keinginan mereka dipenuhi tanpa usaha atau pertimbangan untuk orang lain,” jelas Lockhart. “Kita berpikir mengalah kepada mereka akan membahagiakan mereka meski hal itu justru memanjakan anak.

Karena ‘manja’ adalah perilaku dari kebiasaan dan bukan genetik, maka perilaku itu dapat dihilangkan.
Jadi, kalimat apa yang harus orang tua hindari untuk mencegah anak jadi manja?

  1. “Oke, baiklah. Sekali ini saja”

Apa yang terjadi jika Anda sudah berkata ‘tidak’ saat anak meminta cokelat berbentuk telur di kasir minimarket, tetapi Anda menyerah saat mereka teriak-teriak?

“Ini menunjukkan bahwa batasan itu fleksibel dan dapat dilanggar dengan kegigihan,” jelas Lockhart. “Seiring waktu, hal itu mengajarkan anak-anak bahwa jika mereka cukup memaksa, mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan.”

Sebaliknya, pertimbangkan dengan matang kapan harus mengatakan tidak. Bahkan kadang tak perlu juga menjelaskan tanpa henti supaya anak menerima keputusan itu.

Berpegang teguh pada batasan menunjukkan bahwa batasan itu ditetapkan karena suatu alasan. Hal ini mengajarkan anak cara mengelola kekecewaan, kata Lockhart.

2. “Kalau Tidak Nakal, Nanti Mama Beri Hadiah.”

“Hadiah memang bagus jika anak bersikap baik. Tetapi menggunakan hadiah untuk mengatur perilaku dapat menciptakan pola pikir transaksional. Mereka hanya berperilaku baik jika mereka mendapatkan balasan,” jelas Lockhart.

Sebagai alternatif, ia merekomendasikan penggunaan konsekuensi kalimat seperti ini. “Kamu kan sudah selesaikan tugas, jadi bisa lebih banyak waktu untuk main”.

Hadiah bisa digunakan untuk pencapaian yang lebih besar seperti cetak prestasi atau lainnya.

3. “Ya Sudah, Sekarang Saja.”

Seringkali orang tua sedang sibuk dan anak merengek meski akhirnya orang tua ucapkan hal tersebut diatas.

Padahal, menunda permintaan yang tidak mendesak dan mengajari anak untuk menunggu adalah pelajaran sangat berharga.

Untuk anak yang lebih kecil, orang tua dapat memberi tugas sembari menunggu sehingga tidak menjadi manja. Tindakan ini membantu pendistribusian gerakan otak sampai mereka mendapat apa yang mereka inginkan.

“Mereka harus belajar bahwa orang tua tidak bisa selalu menuruti kemauan mereka,” kata Lockhart.

4. “Oke, Sekarang Boleh, Tetapi Janji Besok-Besok Tidak Boleh Ya.”

“Kemungkinan besar anak Anda tidak akan dapat menepati kesepakatan ini karena sekarang adalah sekarang dan nanti adalah nanti,” kata Eileen Kennedy-Moore, psikolog dan podcaster Kids Ask Dr. Friendtastic.

“Sebaliknya, fokuslah pada konsekuensi alami sesudah perilaku positif anak Anda.”

Misalnya, anak Anda menolak untuk makan. Orang tua dapat mengatakan sesuatu seperti, “Jika kamu sekarang makan, maka nanti banyak waktu untuk ke bermain sebelum sekolah.”

5. “Kamu Tidak Harus Melakukannya Jika Tidak Mau.”

Jika kalimat ini memungkinkan anak tidak bertanggung jawab seperti pekerjaan rumah tangga, maka kalimat ini tidak mengajarkan mereka tanggung jawab.

“Hal itu dapat mengirimkan pesan bahwa mereka tidak perlu menindaklanjuti tanggung jawab jika mereka tidak menginginkannya. Hal ini dapat melemahkan kemampuan mereka untuk menangani ketidaknyamanan atau situasi yang menantang,” kata Lockhart.

Frasa ini masih bisa digunakan, misalnya jika anak putuskan mengikuti olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler tetapi akhirnya ingin berhenti.

Jika ini yang terjadi, ingatkan mereka tentang komitmen yang mereka buat.

Mending katakan bertahan saja dulu hingga jangka waktu tertentu dan kemudian mengevaluasinya bersama-sama.

6. “Ibu Ambilkan Mainan Lain Untuk Temanmu.”

Kalimat ini sangat terlarang jika seorang anak merebut mainan atau tidak berbagi mainan dengan temannya.

Orang tua yang menawarkan mainan lain untuk teman anaknya akan membuat anak itu menjadi manja.

“Anak tidak pernah belajar memberi dan menerima serta berempati dengan anak lain,” kata Michele Borba, psikolog dan pengarang ‘Thrivers: The Surprising Reasons Why Some Kids Struggle And Others Shine.’

Ketika anak Anda tidak berbagi, orang tua dapat berkata, “Bagaimana perasaanmu jika temanmu memperlakukan kamu seperti itu?”

Dengan demikian, anak tidak manja menjadi lebih berempati terhadap orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Networks

suara