700 Bumil di Balikpapan Berisiko Lahirkan Anak Stunting
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Balikpapan turut berupaya menurunkan angka stunting di Kota Balikpapan.
Kepala DP3AKB Kota Balikpapan, Alwiati mengatakan, dari data terakhir yang diterima setidaknya ada 1.436 balita mengalami stunting di Balikpapan
“Kami juga sudah menerima bantuan dari Ikatan Istri Dokter Indonesia, juga bantuan dari rumah zakat bagi keluarga berisiko stunting,” ujar Alwiati.
Yang mana sasarannya bukan hanya pada balita tapi pada ibu hamil yang berisiko stunting dengan jumlah sekitar 700 ibi hamil (bumil).
“Harapan kami program yang sudah dicanangkan ini satu telur satu hari buat ibu hamil dan balita stunting itu bisa kita jalankan,” harapnya.
“Kami juga dapat bantuan Baznas provinsi Kaltim untuk 50 orang sasaran, KRN membantu di wilayah ring 1 yaitu daerah Kariangau,” sambungnya.
Kata Alwi, dengan semakin banyak bantuan dari masyarakat yang diberikan kepada keluarga yang berisi stunting, supaya kita bisa cepat menurunkan angka kasus stunting di Kota Balikpapan.
“Kita harus menurunkan dibawah 17 persen, tahun 2021 lalu Balikpapan diangka 17 persen, kemudian naik di 2022 menjadi 19 persen, di target nasional pada 2024 harus 14 persen,” imbuhnya.
Artinya ada pekerjaan rumah untuk menurunkan angka stunting di Kota Balikpapan hingga 5 persen, harapan kita malah bisa lebih dari itu turunnya.
“Makanya kita mulai dari hulunya tidak hanya kepada balita tetapi juga kepada ibu hamil dan calon pengantin yang akan menikah kita lakukan sosialisasi supaya mereka melakukan persiapan dalam rangka pencegahan stunting,” jelasnya.
Adapun daerah yang paling dominan ditemukan kasus stunting yakni di kelurahan Damai dan Kelurahan Sepinggan.
“Sedangkan terbanyak berada di Kecamatan Balikpapan Selatan salah satu penyebabnya terkait pola asuh kepada balita, faktor ekonomi, dan PHBS di lingkungan tempat tinggal,” tukasnya.
BACA JUGA