73 Safety Man Alumni Program CSR Pelatihan Terlibat di TA 2022
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Ada 73 orang alumni program CSR Pertamina pelatihan Safety Man yang terlibat dalam pekerjaan perawatan kilang skala besar yang dilaksanakan Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan tahun ini.
Para alumni tersebut direkrut oleh salah satu mitra kerja Pertamina. Mereka bertugas membantu PT KPI Unit Balikpapan melakukan pengawasan terhadap kepatuhan terhadap aspek HSSE yang dilaksanakan oleh seluruh mitra pelaksana di lapangan.
“Pada bulan Agustus yang lalu, bekerja sama dengan Universitas Balikpapan, KPI Unit Balikpapan melaksanakan program Pelatihan Safety Man,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Peranginangin. Sabtu,(17/09).
Program pelatihan Safety Man yang dilaksanakan tersebut merupakan salah satu program kerja Corporate Social Responsibilty (CSR) yang telah direncanakan sebelumnya.
“Dari pertengahan bulan Agustus yang lalu, PT KPI Unit Balikpapan melaksanakan program perawatan kilang skala besar atau yang dikenal juga dengan program turn around atau TA. Program ini dilaksanakan setiap 3 atau 4 tahun sekali. Salah satu kebutuhan untuk mendukung pelaksanaan TA tersebut adalah kebutuhan akan tenaga petugas safety,” jelas Chandra.
Dalam menjalankan operasional perusahaan, Pertamina menurut Chandra mengedepankan aspek HSSE sebagai pondasi operasional perusahaan agar berjalan aman dan selamat. Sebagai bentuk implementasinya, Pertamina juga mewajibkan mitra kerja untuk menempatkan petugas safety untuk melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap pekerjaan di lapangan.
“Petugas safety ini bertugas untuk mengawasi dan memastikan pekerja di lapangan bekerja sesuai dengan prosedur serta mematuhi aspek-aspek HSSE,” jelasnya.
Para petugas safety yang merupakan alumni program pelatihan CSR ini menurut Chandra memang sebagian besar belum memiliki pengalaman. “Namun di lapangan, mereka mendapatkan pendampingan dan bimbingan dari petugas yang lebih senior dan dari pekerja Pertamina. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendapatkan pengalaman sehingga nantinya dapat menjadi bekal bagi mereka di kemudian hari,” kata Chandra.
“Saya sangat takjub karena disini aspek keselamatannya sangat kompleks dan banyak hal yang dapat dipelajari,” ujar Selamet Budi Raharjo (23). Selamet mengakui bahwa ini merupakan pengalaman pertamanya menjadi petugas safety.
Untuk itu, dia mengatakan bahwa dia memang harus lebih belajar lagi mengenai aspek keselamatan. “Tantangannya ternyata masih harus banyak belajar. Selain itu ternyata mengatur keselamatan orang lain tidak semudah yang saya pikirkan. Namun saya merasa bangga karena tugasnya adalah memastikan keselamatan orang lain dan orang-orang yang ada di sekitarnya,” katanya.
Hal yang sama dinyatakan oleh Ahmad Faris (23). Menjadi petugas safety terutama pada masa pemeliharaan kilang menurutnya memang memerlukan fisik yang prima.
“Harus kuat dalam hal fisik karena mengikuti TA ini kita dikejar selama sebulan penuh,” katanya.
Walaupun Ahmad juga baru pertama sekali mengikuti TA, dia merasa beruntung mendapatkan bimbingan. “Dari teman-teman leader juga mengajari kami dengan baik dan senang hati dan juga mengayomi dengan baik,” tutupnya.
BACA JUGA