Ada Progres, Titik Banjir Di Balikpapan Terus Berkurang

Jalan MT Haryono yang tergenang banjir akibat normalisasi DAS Ampal yang tertunda

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan memastikan komitmennya untuk mengurangi titik banjir untuk sejumlah wilayah di Kota Balikpapan.

Seperti yang disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Alam (SDA) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan Jen Supriyanto kepada wartawan, Selasa (24/10/2023).

Dia mengatakan, bahwa berdasarkan laporan tahun 2021, jumlah titik banjir tercatat mencapai 80 titik. Kemudian tahun 2022, jumlah tersebut berhasil diturunkan menjadi 60 titik banjir yang tersebar untuk sejumlah wilayah yang ada di Kota Balikpapan.

“Jadi itu ada namanya Baseline dari tahun 2021 sampai tahun 2026, terdapat ada 80 titik Baseline. Dan sekarang tahun 2022 sudah menurun menjadi sekitar 60 Baseline. Kemudian tahun 2023 sebanyak 47 titik banjir,” kata Jen, sapaan akrabnya.

Dia mengaku, bahwa target tahun 2026, jumlah titik banjir yang ada di Kota Balikpapan dapat terus diturunkan menjadi 16 titik.

Akan tetapi meski ada penurunan seperti yang dimaksud bukan berarti Balikpapan bebas banjir.

“Memang ada beberapa wilayah di Kota Balikpapan yang dalam satu paket pengerjaan, yakni di Kecamatan Balikpapan Kota, Barat, Tengah, Timur dan Utara. Sehingga tahun 2026 nanti titik banjir bisa menurun hingga (tersisa) 16 titik,” akunya.

Lebih lanjut dia menambahkan, saat ini pihaknya tengah mencoba untuk disiplin dan komitmen. Karena masalah banjir tidak semata-mata terkait persoalan drainase. Sebab kemunculan titik banjir yang baru lebih cenderung disebabkan adanya kegiatan pengupasan lahan dan lainnya.

Sebenarnya tidak semata-mata PU yang menangani sepenuhnya, kami juga kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait pembukaan lahan.

“Jadi banyak hal dan banyak cara, yang terpenting adalah bagaimana masyarakat menjaga dan merawat lingkungannya dengan baik,” akunya 

“Misalnya kalau ada salurannya yang mampet di depan rumah tidak harus pemerintah kota yang datang, bisa digalakkan kembali dengan kerja bakti,” pungkasnya.

Sebelumnya Kepala DPU Balikpapan Rita mengatakan,  untuk jangka panjang antara lain normalisasi saluran, pembangunan bendali dan membuat crossing saluran arah ke laut. 

“Kita sudah dapatkan bantuan jetty dari Pemerintah Pusat melalui PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Kalimantan VI, untuk daerah Ampal arah Hilir samping BSB,”sebut Rita.

Selain itu lanjut dia juga telah dilakukan dilakukan pengadaan pompa untuk saluran primer Ampal, Ruhui Rahayu, Wiluyo Puspoyudo dan normalisasi di beberapa daerah seperti Pandansari dan Somber.

“Di 2022 terkait pengelolaan sumber daya air (SDA) targetnya 64,71 persen. Diantaranya pembebasan bendali Ampal Hulu dan rehab drainase,” terangnya.

Beberapa titik banjir di Balikpapan menjadi perhatian DPU. yang saat ini masih dalam pengerjaan. “Ada penyebab banjir yang kami rekapitulasi. Diantaranya penumpukan sampah pada saluran yang mengakibatkan dimensi saluran penampungan air berkurang,” tuturnya.

Lanjut lagi, juga terdapat sedimentasi yang tinggi. Yang mana dataran rendah pada daerah hilir akan terdampak lantaran pembukaan lahan pada daerah tinggi. Hal inlah yang selalu disinkronisasikan dan dikonsolidasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Pasalnya kata dia,  jika pembukaan lahan dilakukan untuk bangunan umum ataupun perumahan, pasti akan ada izin. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui pengembangan maupun pemilik bangunan. 

“Namun jika lahan dimiliki perseorangan yang menjadikan dia akan membuka lahan tersebut, memang ada kesulitan dari DLH untuk melakukan monitoring dan evaluasi,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.