Alasan SDM Terbatas, Pelayanan Puskesmas Kariangau Sering Kecewakan Warga

Andi Sri Juliarty

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Pelayanan kesehatan di Kota Balikpapan ternyata tidak selamanya memberikan pelayanan yang prima, hal ini bisa terlihat dari pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kariangau, Balikpapan Barat. 

Setelah sempat viral di media sosial yang diduga menolak pelayanan ibu mau melahirkan dengan alasan tidak ada Dokter Jaga, usut punya usut dari keterangan warga Kariangau sebut saja Yanto (32) kepada media ini, pelayanan Puskesmas Kariangau bukan kali itu saja memberikan pelayanan yang mengecewakan ke warganya. 

Seperti yang diceritakan Yanto kepada media ini, kala itu pada tahun 2015 disaat istrinya mau melahirkan, kondisi sang istri saat itu sudah pecah ketuban, sesampainya di Puskesmas Kariangau malah disuruh untuk ke rumah sakit umum oleh pegawai puskesmas. 

“Kondisi saya waktu itu bawa istri dari rumah naik motor ke Puskesmas, nah rencana mau pinjam mobil ambulan supaya lebih cepat diantar ke rumah sakit, eh oleh pegawai puskesmas gak dipinjamin dengan berbagai alasan,” kata Yanto kepada media, Kamis malam (23/12/2021).

Merasa jengkel dengan pelayanan pihak puskesmas Kariangau, Yanto tidak jadi membawa sang istri ke rumah sakit, tapi lebih memilih membawa pulang kembali istri ke rumahnya, karena kondisi jarak rumah sakit umum dengan puskesmas cukup jauh, sementara dirinya hanya menggunakan sepeda motor. 

“Saat itu langsung saya bawa pulang lah istri ke rumah, kondisinya mau melahirkan anak pertama, sampai di rumah saya coba keliling cari pinjaman mobil lainnya,” kenang Yanto. 

Apa yang dialami Yanto juga dirasakan warga lainnya, terkait buruknya pelayanan di Puskesmas Kariangau, saat itu November masih di tahun 2021, ada tetangga Yanto yang kondisi tangannya mau diamputasi karena terjadi pembusukan setelah kecelakaan, si anaknya tetangga Yanto ini pergilah ke Puskesmas Kariangau pukul 07.00 wita, rencananya mau pinjam mobil ambulan puskesmas untuk bawa bapaknya ke Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo, tapi oleh pihak Puskesmas Kariangau ditolak dengan alasan tak ada supir dan mobil ambulan rusak.

Tak sampai disitu, kejadian lainnya terjadi di Desember 2021 ini, ada juga warga yang datang ke Puskesmas Kariangau pukul 06.30 wita untuk berobat, karena kondisinya mengalami sakit perut yang tak tertahankan dari semalam, tapi sesampainya di puskesmas Kariangau malah ditolak dengan alasan yang sama belum ada dokter. 

“Saya gak habis pikir pelayanan puskesmas segini parahnya, orang mau berobat di tolak, padahal status Puskesmas Kariangau ini 24 jam,” tuturnya. 

Hal ini pun langsung disikapi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty. 

“Kami akan melakukan evaluasi terhadap semua komplain atas pelayanan di puskesmas baik puskesmas 24 jam atau rawat inap, maupun puskesmas rawat jalan,” ujar Andi Sri Juliarty.

Wanita yang biasa disapa Dio ini menambahkan, terkhusus kasus pelayanan ibu dan anak yang merupakan indikator pembangunan, dimana DKK Balikpapan akan lebih memperhatikan hal tersebut. 

“Tadi kami sudah kirim tim agar Puskesmas Kariangau diaudit terhadap kasus ini, karena kita semua harus mendengarkan semua masukan dan dianalisa khususnya untuk puskesmas Kariangau kita memang kesulitan menempatkan SDM Dokter disana sudah beberapa kali dibuka penawaran lowongan kerja untuk dokter tetapi memang masih sulit dibandingkan puskesmas lainnya,” jelasnya. 

“Mudah-mudahan kedepan, ini awal tahun kami biasa membuka lowongan, dan diharapkan ada lagi dokter yang berminat untuk ditempatkan dan memenuhi jadwal shif 24 jam, karena setidaknya minimal ada 4 dokter,” tambahnya.

Kemudian untuk pelayanan bidan dalam sistem rujukan itu memang diharapkan didampingi, dimana pasien di dampingi hingga ke rumah sakit sambil berjalan rujukan tersebut komunikasi dengan rumah sakit harus dilakukan juga, supaya rumah sakit tidak kaget ketika rujukan tiba. 

“Jadi semua memang kita perlu perbaiki, baik dari kesiapan SDM yang ada dan terbatas ini, kemudiaj sarana rujukannya dan juga sistem komunikasinya,” tuturnya. 

Dio juga mengimbau kepada seluruh puskesmas di Balikpapam untuk mengambil hikmah dari khasus ini dengan meningkatkan pelayanannya, mengikuti SOP nya dan tentu saja meningkatkan skil kemampuan untuk bagaimana tetap dapat menolong walaupun kondisi mendesak.

“Memang kondisinya serba terbatas di Kariangau, setidaknya kita harus menyentuh dan mendampingi sampai ke tempat rujukan,” aku Dio. 

Kata Dio, idealnya puskesmas 24 jam ada 4 shif jaga yang terdiri dari minimal Dokter, perawat, bidan dan ada sopir untuk mengantarkan rujukan. 

“Rata-rata di Balikpapan sudah tersedia dua ambulan tiap puskemas,” tutup Dio. 

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.