Top Header Ad

Alat Kian Murah dan Faktor Keamanan, Keberadaan Pom Mini Jadi “Bom Waktu” di Balikpapan

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Keberadaan Pom Mini di Kota Balikpapan kian marak, bahkan dari data pihak Satpol PP Balikpapan jumlahnya mencapai 310 unit yang tersebar diseluruh Kota Balikpapan.

Disatu sisi mereka sangat dibutuhkan karena mempermudah warga untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) tanpa perlu berlama-lama mengantre di SPBU, belum lagi operasional SPBU yang masih jarang ada 24 jam.

Namun disisi lain keberadaan Pom mini ibarat “Bom Waktu”, kita tidak tahu bagaimana dengan faktor keamanan alat Pom Mini, begitunya juga alat tersebut apakah sudah dilakukan proses tera ukur atau tidak, yang hanya akan merugikan masyarakar sebagai pembeli.

Wawan warga Batu Ampar mengaku, jika beli di Pom Mini tidak tahu pasti yang keluar itu apakah sesuai dengan yang dia beli untuk 1 liternya atau malah kurang.

“Pom mini kita gak bisa lihat mas, kan langsung masuk ke tangki kendaraan kita, cuma bisa lihat dari angka yang ada dimonitor indikator Pom mini,” ujar Wawan kepada Inibalikpapan.com, Selasa (17/7/2023).

Wawan mencontohkan jika di SPBU harga pertalite sekitar Rp 10 ribu untuk satu liternya, sedangkan beli di Pom mini satu liter seharga Rp 12 ribu dan itu kita tidak tahu yang keluar benar 1 liter atau malah kurang.

“Sudah harganya lebih tinggi dari SPBU yang kita dapat juga belum tentu ada 1 liter karena alat pom mini ini jelas belum dapat sertifikat tera ukur,” akunya.

Bahkan soal keamanan alat pom mini saat ini Wawan meragukan karena dengan harganya kian murah dengan Rp 13 juta untuk alat dengan dua nozzle tentu ada yang harus dikorbankan, entah itu faktor keamanan atau bahan untuk membuat alat pom mini yang dikurangi.

“Harusnya ada tindakan tegas dari instansi terkait menertibkan keberadaan pom mini di Kota Balikpapan, ini masalah faktor keamanan dan keselamatan warga juga yang bermukim disekitar pom mini, jangan sampai teejadi apa-apa baru bertindak,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Rian Fajrian warga Manggar dia mengaku lebih memilih memberi BBM eceran di penjual botol ketimbang membeli di Pom Mini, setidaknya dengan membeli di botol dia tahu berapa ukuran dan harga yang harus dibayarkan.

“Untuk satu botol itu harganya Rp 12 ribu dengan takaran sekitar 950 mililiter, beda dengan membeli di pom mini kita beli Rp 12 ribu yang keluar belum tentu sama karena kita tidak tahu dan tidak terlihat jumlahnya,” aku Rian.

Sementara itu, Lukman salah seorang pemilik Pom Mini di kawasan Balikpapan Selatan mengaku, untuk alat pom mini memang bisa diatur untuk berapa liter yang dikeluarkan tergantung dari si pemilik alat tersebut, karena tentu mereka ingin dapat untung.

“Alat ini rata-rata memang gak ada yang dilakukan proses tera ukur, sehingga suka-suka yang punya aja mengaturnya mau jual dan keluarkan berapa liter untuk pembelian BBM nya,” kata Lukman.

Dengan harga yang relatif murah jika dulu  membeli dengan harga Rp 30-40 juta untuk dua nozzle, sekarang kata Lukman hanya Rp13 juta-15 juta sudah bisa dapat alat pom mini yang punya dua nozzle.

“Dari harganya saja sudah kelihatan ketimpangannya, berarti ada yang dikurangi, bisa saja kualitas bahanya dan faktor keamanannya, makanya saat ini keberadaan Pom mini di Balikpapan kian menjamur,” akunya.

Sebelumnya, Kepala Satpol PP Kota Balikpapan,Boedi Liliono mengatakan, berdasarkan pendataan ulang yang dilakukan pihaknya, keberadaan Pom Mini yang ada saat ini di Kota Baliopapan bertambah 3 kali lipat menjadi total 310.

“Memang ada kenaikan dari dulu hanya 100 an Pom mini kini sudah mencapai 310 Pom mini di Kota Balikpapan,” ujar Boedi Liliono.

Boedi menambahkan,pihaknya sudah menggencarkan sosialisasi kepada pemilik Pom Mini sudah dilakukan sejak tahun 2018, karena larangan penjualan BBM eceran sebenarnya sudah diatur sejak tahun 2000 (Perda No 31 Tahun 2000), hanya bentuknya penjualannya saja yang sekarang berubah, dulu dengan botol-botol sekarang dengan mesin (pom mini).

Dulu untuk memudahkan petugas dalam pengawasan, Satpol PP memang menempelkan sticker, namun karena disalah artikan oleh beberapa pihak maka pemberian sticker dihentikan,” akunya.

“Pada intinya semua penjualan BBM eceran dengan menggunakan mesin Pom mini dalam pengawasan,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.