Aneh, BBM Turun Harga Sembako Pekan ini Malah Mau Naik

beras
Pedagang sembako di pasar Klandasan, Balikpapan.(Foto:Inibalikpapan/dok)

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Aneh memang, penurunan harga BBM pada 5 Januari 2016 lalu seharusnya diikuti oleh penurunan harga kebutuhan pokok dan barang lainya namun hal ini justru terbalik.
Pedagang di pasar Klandasan mengaku telah diberitahukan oleh sejumlah sales barang bahwa pada bebebarpa hari ini haraga sejumlah barang akan naik seperti minyak goreng, gula beras, dan mie kering.
“ Kita dikabari oleh sales agen katanya minyak goreng akan naik Rp1000. Sekararang Rp13 ribu per liter. Memang biasanya kalau harga-harga mau naik dikasih info sebelumnya,” ungkap Mulyadi seorang penjualan sembako di pasar Klandasan (10/1/2016).
Barang kebutuhan pokok lainya seperti beras, gula dan indome juga akan menyusul naik. Meski naik tidak terlalu signifikan namun perubahan harga telah menanti. Harga gula akan naik mulai dari Rp 30-40 ribu per karung. “ 1 karung gula seberat 50 kg itu harganya Rp 580 ribu,” ungkapnya.
Begitu juga beras asal Sulawesi akan naik Rp 8 ribu per karung dengan seberat 25 kg. “ Harga sekarang beras perkarung Rp 255 ribu jenis beras sulawesi,” sebutnya.
Mulyadi juga mengatakan barang yang ikut naik adalah indome akan naik Rp 3 ribu per 1 dos dengan harga Rp 78 ribu.
“Kabarnya dalam minggu-minggu ini akan ada kenaikan, tapi ngak tahun penyebabnya,” kata Mulyadi.
Rencana kenaikan sembako itu cukup disesalkan pedagang. Sebab dikhawatirkan akan menurunkan daya beli masyarakat. Tentunya hal ini juga akan menurunkan keuntungan pedagang. “Ya makin berkurang yang beli bisa-bisa sepi. Kalaupun beli dikurangi jumlahnya,” keluhnya.
Mulyadi yang memiliki toko lumayan besar ini heran dengan situasi ini. Menurutnya jika BBM turun seharusnya juga diikuti oleh penurunan harga bukan justru harga dinaikan. Bahkan jika barang itu sudah naik maka harga turun akan sulit terjadi. Kalau pun turun harga, hal itu sangat sedikit sekali penurunannya.
“Gak tahu saya kenapa seperti itu. Kalau diturunkan juga kadang-kadang tapi tidak pernah seimbang. Misalnya, naik Rp 20 ribu, palingan turunya Rp 3 ribu,” tuturnya.
Dia berharap, pemerintah melalui pihak berwenang agar melakukan pengawasan yang maksimal sehingga para produsen atau agen tidak sembarangan mempermainkan harga di pasar.
“Tentunya pengawasan sangat mempengaruhi, kalua ada pengawasan lebih ketat, tidak mungkin ada kenaikan bahan sembako, apa lagi BBM sudah turun,” tukasnya.
Juari penjual sembako juga menuturkan hal yang sama. Menurutnya kabar akan ada kenaikan sudah diterimanya dari pihak agen dan sales. “ Ngak tahu tuh malah naik seharusnya turun karena BBM dah diturunkan,” ujarnya keherannya (10/1/2016).
Diapun belum berani mengambil langkah dengan menaikan harga karena belum resmi. “ Kita tunggu aja. Kalau kita naikin duluan yang lain belum, pembeli beralih ke toko lainya,” tukasnya. (andi)

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.