Anggaran Rp 49 Miliar Penanganan Banjir, DPU Butuh Terobosan Baru
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Masih adanya kawasan yang kerap tergenang di Kota Balikpapan akibat dari hujan dengan intensitas tinggi, tahun 2021 ini Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan masih fokus dalam penanggulangan banjir.
“Dengan anggaran yang terbatas, prioritas masalah banjir ini, kami arahnya ke situ juga,” ujar Kepala DPU Balikpapan, Andi Yusri Ramli kepada awak media, Rabu (13/01/2021).
Disebutkan Yusri dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPRD Balikpapan ada usulan pompa penyedot air bersih, lumpur, dan lainnya dengan sistem mobile sehingga kapan pun dan di mana pun diperlukan bisa digunakan.
“Bisa saja difungsikan untuk menyedot sedimentasi yang sifatnya di dalam kota,” akunya.
Yusri menjelaskan bahwa anggaran yang disediakan 2021 sekitar Rp 49 miliar untuk penanganan yang berkaitan dengan saluran dan sedimentasi.
“Mudah-mudahan anggaran cukup dan bermanfaat,” imbuhnya.
Selain itu juga, peran serta masyarakat atau pihak ketiga seperti halnya pengembang juga diperlukan, sehingga tidak semua penanganan banjir diserahkan kepada pemerintah khususnya DPU. Oleh karenanya, dengan adanya kerja sama, persoalan banjir dapat diurai.
“Masyarakat kerja bakti untuk menjaga kebersihan lingkungan masing-masing supaya saluran dapat berfungsi dengan baik. Sehingga DPU hanya mengurus di pinggiran jalan, saluran sekunder dan primer dan tidak lagi mengurus lingkungan masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri mengaku, untuk setiap tahun penanganan banjir selalu dianggarkan, akan tetapi banjir masih tetap terjadi di Kota Balikpapan. Mungkin, dengan mencari terobosan atau alternatif seperti halnya alat penghisap yang dapat menyedot air pada saat banjir agar bisa dibuang ke laut.
“Saya kasih masukkan kepada DPU supaya banjir tidak perlu selalu dengan anggaran yang besar, tetapi tidak terealisasikan maksimal, lebih baik mencari terobosan yang baru,” serunya.
Seperti halnya juga, penanganan banjir dapat dilakukan dengan mengeruk sedimentasi yang merupakan salah satu penyebab banjir.
“Percuma di atas diperbaiki tetapi di bawah sedimen tanahnya tidak dikerok,” ujarnya.
Selain itu tahun 2021 Covid 19 masih mengancam sehingga anggaran belum maksimal, dikarenakan masih difokuskan kepada penanganan Covid 19.
“Ini juga kami yang agak jadi masalah, masih penanganan Covid 19 jadi anggaran kurang begitu maksimal walaupun penanganan banjir tetap dianggarkan,” tutup politikus Partai Golkar ini.
BACA JUGA