Angka Cukup Tinggi, Evaluasi Penanggulangan Kemiskinan di Kota Balikpapan
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan melaksanakan rapat penyusunan laporan hasil pelaksanaan penghapusan kemiskinan esktrem Kota Balikpapan Triwulan dan Triwulan II tahun 2023, Selasa (8/8/2023) di Aula Bappeda Litbang.
Rapat dipimpin oleh Kepala Bappeda Litbang Kota Balikpapan, Murni. Kegiatan ini, menurutnya dilakukan sebagai evaluasi program penanggulangan kemiskinan ekstrem. Yang mana di Kota Balikpapan angka kemiskinan ekstrem ini cukup tinggi.
Pemerintah Kota Balikpapan tengah melakukan verifikasi dan validasi mengenai angka ini. Saat ini petugas telah melakukan verifikasi dan validasi pada desil satu. Rapat tersebut dilakukan untuk evaluasi terkait penanggulangan ekstrem.
“Termasuk pelaporannya. Ini dihadiri anggota tim penanggulangan kemiskinan daerah (TKPKD). Ini diantaranya terdiri dari Dinas Ketenagakerjaan, Dinas KUMKMP, Dinas Perdagangan, Disdukcapil sebagai basis data, juga Dinas Sosial sebagai OPD prioritas,” jelas Murni.
Program penanggulangan kemiskinan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kota Balikpapan diantaranya terkait bantuan, beasiswa pendidikan, BPJS Kesehatan, dan lainnya.
“Keseluruhan termasuk juga perumahan. Seluruh sektor terlibat. Ada juga pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. Karena ini termasuk program prioritas Pemerintah Kota Balikpapan,” urai Murni.
Prioritas Pemerintah Kota Balikpapan pada upaya penurunan angka kemiskinan. Dan menurutnya, dari pusat angka juga ditambah kemiskinan ekstrem.
“Intinya dari Balikpapan ini angkanya terlalu banyak. Tidak sebanding dengan angka kemiskinan yang diterbitkan Badan Pusat Statistik,” tuturnya.
Sementara ini diakuinya ditemukan juga data-data lama. “Makanya harus dipastikan melalui verifikasi dan validasi. Supaya program dan intervensi lebih tepat sasaran,” tandasnya.
Kemiskinan merupakan permasalahan yang masih terjadi secara merata di seluruh daerah di Indonesia. Sejumlah daerah mampu menekan angka kemiskinan, namun banyak juga yang masih kesulitan.
Salah satu diantara daerah yang cukup berhasil menekan kemiskinan di Kalimantan Timur adalah Kota Balikpapan.
Mengacu pada data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan, jumlah penduduk miskin di Kota Balikpapan menurun sebesar 0,44 persen dibandingkan tahun 2021.
“Jumlah penduduk miskin pada tahun 2022 sebesar 15,83 ribu orang, menurun 2,7 ribu orang terhadap jumlah penduduk miskin tahun 2021,” dikutip dari Berita Resmi Statistik No. 03/01/6471/Th. XVIII, 12 Januari 2023 yang dirilis oleh BPS Kota Balikpapan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi angka kemiskinan ini adalah tingkat pendidikan penduduk.
Menurut hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Maret 2022, sebanyak 61,99 persen penduduk miskin di Kota Balikpapan telah menamatkan pendidikan minimal SMA/sederajat.
Sementara itu, sebanyak 27,10 persen penduduk miskin hanya menamatkan pendidikan minimal SD dan 10,92 persen tidak memiliki ijazah SD.
BPS Kota Balikpapan juga menggunakan aspek ketenagakerjaan dan proporsi pengeluaran perkapita sebagai indikator perhitungan tingkat kesejahteraan penduduk.
“Rumah tangga dengan pendapatan yang lebih rendah memiliki kecenderungan menggunakan lebih banyak pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan makanan,” tulis Berita Resmi Statistik yang sama seperti yang dikutip sebelumnya.
Berbeda halnya dengan rumah tangga yang berpenghasilan lebih tinggi akan cenderung menggunakan lebih banyak pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan non-makanan karena kebutuhan makanan sudah terpenuhi.
“Di Kota Balikpapan, persentase pengeluaran perkapita penduduk miskin sebesar 50,38 persen sedangkan penduduk tidak miskin sebesar 43,22 persen,” lengkap BRS tersebut.
Dari data-data yang telah dipaparkan, Kota Balikpapan menduduki angka kemiskinan terkecil di Kalimantan Timur pada tahun 2022.
Sedangkan, pada level nasional, Kota Beriman menduduk posisi ke-2 terkecil setelah Kota Sawah Lunto di Sumatera Barat dengan angka kemiskinan sebesar 2,28 persen.
Adapun, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kota Balikpapan tahun 2022 yang diukur menggunakan Gini Ratio adalah sebesar 0,334. Angka ini meningkat 0,009 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio tahun 2021.
Hal ini menjadikan Kota Balikpapan sebagai Kabupaten/Kota dengan ketimpangan tertinggi ke-3 di Kalimantan Timur setelah Kabupaten Berau (0,352) dan Kota Samarinda (0,346)
BACA JUGA