Top Header Ad

Angka Kematian dalam Tiga Pekan Terakhir Cenderung Meningkat

Petugas penggali kubur di TPU Kilometer 15 Balikpapan memakamkan jenasah covid-19
Petugas penggali kubur di TPU Kilometer 15 Balikpapan memakamkan jenasah covid-19

JAKARTA, Inibalikpapan.com – Angka kematian pasien covid-19 mendapat perhatian lebih karena terjadi kenaikan sebesar 0,3% dari titik terendah kenaikan 3 minggu. Jika dibandingkan rata-rata tingkat dunia sebesar 2,13%, Indonesia berada di angka hampir 3%.
 
Pada perkembangan kasus kematian mingguan ada 5 provinsi dengan angka kenaikan tertinggi yakni Riau naik 59 kasus, Sumatera Utara naik 49 kasus, Sumatera Selatan naik 45 kasus, Bangka Belitung naik 44 kasus dan Jawa Tengah naik 41 kasus. 

“Maka dari itu, selain berfokus penurunan kasus aktif, penurunan kematian juga menjadi fokus utama dalam perpanjangan PPKM ini,” Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito

“Karena kenaikan kematian yang telah berlangsung 3 Minggu berturut-turut ini, kita telah kehilangan 24.496 nyawa dengan rata-rata kematian diatas 1000 orang per hari,”

Untuk provinsi yang saat ini kenaikan kasusnya sangat tinggi, dimohon pada gubernur, bupati dan walikota setempat segera bergerak mengantisipasi mempersiapkan fasilitas kesehatan.

Para kepala daerah juga harus bisa membaca data dan segera menindaklanjuti adanya perkembangan yang kurang baik. 

Sebagai contoh, apabila kenaikan angka positif, kepala daerah harus segera mengamati angka ketersediaan tempat tidur di rumah sakit. Agar ketersediaan kapasitas tempat tidur di rumah sakit terus dipantau dan dapat melayani pasien positif COVID-19. 

“Dan kemampuan pemerintah daerah dalam membaca data sangat penting Dalam penanganan Covid-19,” tegas Wiku.  

Pemerintah daerah diminta bersungguh-sungguh menekan angka kematian dengan terus menekan ketersediaan tempat tidur, mencukupi obat-obatan, ventilator dan alat kesehatan lainnya di rumah sakit rujukan COVID-19.

Dan dengan menurunnya angka BOR, harusnya bisa menekan kematian pasien secara maksimal karena pasien yang butuh rumah sakit juga menurun. 
 
Lalu bagi masyarakat yang menjalani isolasi mandiri harus dikontrol melalui posko desa/kelurahan hingga ke tingkat terkecil tingkat RT/RW.

 “Agar tidak terlambat ditangani dan pasien yang tidak memungkinkan isolasi mandiri  di rumah segera dirujuk ke rumah sakit. Mengingat saat ini tingkat BOR menurun,” pungkas Wiku.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.