Top Header Ad

Angka Pernikahan di China Anjlok  Kelima Kalinya Pada 2024

Angka Pernikahan China
Angka pernikahan di China anjlok untuk kelima kalinya hingga akhir 2024 (Pixabay)

HONG KONG, inibalikpapan.com – Angka pernikahan di China anjlok untuk kelima kalinya pada 2024, penurunan terbesar yang pernah tercatat.

Padahal sudah ada berbagai upaya permerintah untuk mendorong pasangan muda menikah dan memiliki anak guna mendongkrak populasi negara yang menurun itu.

Menurunnya minat untuk menikah dan memulai keluarga telah lama disalahkan pada tingginya biaya pengasuhan anak dan pendidikan di China.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang melambat selama beberapa tahun terakhir telah mempersulit lulusan universitas untuk mendapatkan pekerjaan.

Bahkan mereka yang memiliki pekerjaan merasa tidak aman tentang prospek jangka panjang mereka.

Lebih dari 6,1 juta pasangan mendaftar untuk menikah tahun lalu, turun dari 7,68 juta tahun sebelumnya, menurut angka dari Kementerian Urusan Sipil.

“Belum pernah terjadi sebelumnya! Bahkan pada tahun 2020, karena Covid-2019, angka pernikahan hanya menurun sebesar 12,2%,” kata Yi Fuxian, seorang demografer di University of Wisconsin-Madison, seperti dikutip dari Reuters.

Ia mencatat bahwa jumlah pernikahan di China tahun lalu kurang dari setengah dari 13,47 juta pada tahun 2013.

“Jika tren ini terus berlanjut misi ambisi politik dan ekonomi pemerintah China akan hancur karena kelemahan demografinya,” tambahnya.

Upaya Sudah Maksimal, Angka Pernikahan Makin Anjlok Terkait Ketidakpastian Ekonomi

Bagi otoritas China, meningkatnya minat terhadap pernikahan dan kelahiran bayi merupakan masalah yang mendesak.

China memiliki populasi terbesar kedua di dunia, yakni 1,4 miliar, yang populasinya menua dengan cepat.

Angka kelahiran turun selama beberapa dekade karena kebijakan satu anak di China pada 1980-2015 dan urbanisasi yang cepat.

Dan pada dekade berikutnya, sekitar 300 juta orang Tiongkok – jumlah yang setara dengan hampir seluruh penduduk AS akan memasuki masa pensiun.

Pihak berwenang mengambil beberapa langkah tahun lalu untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya mendesak perguruan tinggi dan universitas di China untuk menyediakan ‘pendidikan cinta’ untuk menekankan pandangan positif tentang pernikahan, cinta, kesuburan, dan keluarga.

Pada bulan November, dewan negara atau kabinet China juga meminta pemerintah daerah untuk mengarahkan sumber daya. Hal tersebut guna memperbaiki krisis populasi China dan menyebarkan rasa hormat terhadap kelahiran anak dan pernikahan  pada usia tepat.

Tahun lalu terjadi sedikit peningkatan dalam jumlah kelahiran setelah sempat melambat akibat pandemi.

Dan karena tahun 2024 merupakan tahun naga dalam shio naga, anak-anak yang lahir pada tahun itu dianggap cenderung ambisius dan memiliki keberuntungan besar.

Tetapi bahkan dengan peningkatan kelahiran, populasi negara itu turun untuk tahun ketiga berturut-turut.

Data juga menunjukkan bahwa lebih dari 2,6 juta pasangan mengajukan gugatan cerai tahun lalu, naik 1,1% dari tahun 2023.

Tinggalkan Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.