Angkat Tema Sisi Positif dan Negatif Penggunaan Gadget Bagi Anak Sekolah
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – SMPN 2 Balikpapan melaksanakan gelar karya dalam melaksanakan program project P5 pada Rabu malam (7/6/2023).
Beberapa karya film pendek berhasil ditampilkan oleh anak-anak kelas 7, diantaranya bahkan menarik minat dan antusias siswa yang ikut menonton pemutaran film pendek tersebut.
Guru matematik yang juga Ketua Panitia Project P5, Budi Santoso M.Pd mengaku, projec P5 ini dilaksanakan dengan pembuatan film pendek yang mana alasannya pertama anak-anak sekarang di zaman teknologi 4.0 mau tidak mau anak sudah lahir dengan mengenal gadget, segala sesuatu tergantung pada gagdet apapun dicari ada.
“Ternyata gagdet itu selain positif juga ada negatifnya salah satunya phobia ketidakadaan gagdet atau nomophobia, karena mau kita akui anak-qnak tidak ada Hp bisa berbeda sikapnya, jika tidak ada hp diam tapi begitu ada hp beda lagi,” kata Budi Santosa kepada media, Rabu (7/6/2023).
Sehingga pihaknya ingin mengedukasi jika hp itu tidak hanya memiliki sisi negatif tapi juga punya sisi positif.
“Itulah yang kita angkat di proyek kita kali ini dengan HP kita buat rekayasa dengan membuat film pendek,” akunya.
Dengan keterampilan membuat film juga dapat menaikkan skill dimasa sekarang yang sangat dibutuhkan siapapun terutama anak-anak.
“Salah satunya juga untuk mengurangi ketergantungan gadget yang negatif seperti game kita gunakan gadget untuk hal positif,” ajaknya.
Terkait tema, Budi mengaku menyerahkan ke masing-masing siswa, jadi benar benar tidak ada arahan mau kemana, tapi intinya disisipkan tidak arus phobia hp hanya istilahnya bagaimana kita bisa menggunakan gadget dengan hal yang lebih bermanfaat.
“Proses pembuatan film pendek jika gunakan modul ada 106 jam pelajaran atau 3 bulan, kita mulai Maret ini,” akunya.
Budi juga berkeinginan agar kegiatan ini bukan hanya menyelesaikan project P5 tapi menjaring bakat-bakat terpendam anak, siapa yang pintar edior,kameramen dan akting yang mana bisa mewadahi mereka.
“Kami juga berkeinginan memiliki tekno klub dimana selain buat film dan photografi, karena banyak even kita secara tidak langsung kita tahu potensi-potensi mereka,” ujar Budi.
Budi mengaku diusia mereka yang masih kelas 7 SMP, hasilnya film pendeknya luar biasa, bila bandingkan dengan profesional memang masih jauh.
“Tapi untuk seumuran anak kelas 7 SMP itu sudah luar biasa dan salut dengan mereka,” imbuhnya.
“Apalagi dalam penilaian film pendek juga ada pemberian penghargaan untuk enam kategori utama seperti alur cerita, sutradara, kameramen, aktor aktris, editor dan produser,” tambahnya.
Sementara itu, Felisha adelia rahman (13) yang meraih predikat artis terbaik dengan judul filmnya Telat mengaku, film ini mengangkat tema nomophobia yang di dalamnya menceritakan anak yang merasa cemas jika jauh dari hp.
“Seperti kita tahu sekarang banyak anak- anak ketergantungan hp sampai telat berangkat sekolah dan terabaikan tugasnya, kecerdasan berpengaruh, sehingga kita mengangkat tema nomophobia,” ujar Felisha.
Adapun dalam proses pengambilan gambar, dilakukan di dua tenpat yakni di sekolah dan di rumah dan tidak ada bantuan orang tua dan guru dalam pembuatan naskah.
“Kalau waktu syuting cukup lama dan sempat terganggu karena berkenaan dengan waktu ulangan, sehingga pengambilan video sebelum dan setelah ulangan baru bisa dilakukan,” akunya.
Felisa juga mengaku, bangga bisa terlibat dalam proses pembuatan film pendek ini, apalagi alur ceritanya cukup bagus sesuai dengan perkembangan zaman.
“Harapannya film ini bisa bermanfaat bagi yang menonton dan bisa mengetahui batasan-batasan penggunaan hp,” ujar perempuan yang bercita-cita jadi dokter ini.
BACA JUGA