Anies Baswedan Dipastikan Gagal Maju Pilgub Jakarta, Angka Golput Diperkirakan Tinggi

Anies Baswedan saat berada di Balikpapan

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Tertutup sudah peluang Anies Baswedan maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta. Meskipun, dia sempat diusung Partai Buruh.

Pasalnya, PDIP yang sempat digadang-gadang akan mengusung Anies Baswedan, nyatanya justru mengusung kader sendiri yakni Pramono Anung dan Rano Karno.

Bahkan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno telah mendaftar ke KPU Jakarta pada Rabu 28 Agustus 2028.

Sementara, pasangan Ridwan Kamil dan Suswono yang diusung 15 partai politik (politik) juga telah mendaftar ke KPU Jakarta.

Adapun 15 parpol yang mengusung psangan Ridwan Kamil dan Suswono yakni Gerindra, PKS, Golkar, NasDem, Demokrat, PKB, PSI, PAN, Partai Gelora, PBB, PKN, hingga Partai Garuda.

Praktis, tak ada peluang bagi Anies Baswedan yang merupakan petahana ataupun Gubernur Jakarta periode 2017-2022 untuk kembali menjabat.

Gagalnya Anies Baswedan maju dalam Pilgub Jakarta diperkirakan akan membuat angka golput saat Pilkada serentak 2024 tinggi.

Pasalnya, perolehan suara Anies Baswedan di Jakarta saat pemilihan presiden (pilpres_ cukup banyak, yakni 2.653.762 suara atau 41,07 persen.

BACA JUGA :

Akademisi Universitas Tanjungpura Pontianak (Untan), Haunan Fachry Rohilie, menilai pendukung Anies Baswedan di Jakarta diperkirakan tidak menggunakan hak suaranya saat pemungutan suara Pigub Jakarta.

“Kalau lihat perolehan pilpres kemarin, Anies Baswedan sekitar 40-an persen. Pasti ada nanti pendukung fanatik Anies yang tidak menggunakan hak suaranya,” ujarnya dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.

“Tapi saya rasa tidak akan sampai sebesar itu tingkat masyarakat yang tidak menggunakan hak suaranya,”

Meski kemungkinan angka golput tinggi, namun pasangan lainnya yang telah mendaftar ke KPU Jakarta juga bukan figur baru. Sehingga, masyarakat tetap punya pertimbangan untuk memilih mereka.

Termasuk pendukung loyalis Anies Baswedan di Jakarta, bukan tidak mungkin akan membelokan dukungannya kepada salah satu paslon.

“Pilkada itu pertarungan figur atau personalitas, tentu bisa jadi magnet untuk para pendukung Anies pindah Haluan,” ujarnya

“Terkait dengan parpol bertentangan dengan kehendak rakyat, itulah fenomena disfungsi parpol. Tapi yg namanya kepentingan, siapapun bisa dikorbankan.”

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.