Anisa Gadis Kecil Penderita Tumor Di Klandasan Ulu, Miliki Berat 8 Kg

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Sosok Anisa (5) hanya bisa diam tanpa kata kala Tim Donasi Ceria bersama dengan awak media menyambangin tempat tinggalnya di RT 22 Klandasan Ulu, Balikpapan Kota, Selasa (30/7/2024).

Gadis kecil yang sejatinya dengan usia segitu sedang asyik-asyiknya bermain  dengan teman sebayanya hanya bisa terdiam membisu. Pandangan mata yang kosong. Berharap bisa kembali bermain.

Anisa beda dengan anak seumurannya, dengan berat badan yang hanya 8 kg. Akibat penyakit tumor ganas, serta paru-paru terdapat cairan membuat badannya kurus kering membuat anak ketiga dari empat bersaudara ini terlihat beda dari para saudaranya.

Novi orangtua Anisa mengaku, apa yang dialami anaknya itu bermula saat Anisa umur 2 tahun mengalami deman dan sakit disekitar leher. Ketika dibawa berobat Dokter bilang di leher Anisa sekitar amandel ada tumor.

“Dokter bilang harus dioperasi, jadi waktu itu Anisa sempat dioperasi, tapi lama kelamaan berjalannya waktu tumor itu muncul lagi, bahkan sudah ada di lima tempat di badan Anisa,” kata Novi.

Tinggal Bersama Sang Kakek

Untuk berobat Anisa, Novi sudah mengikuti program BPJS Kesehatan dari Pemkot Balikpapan sehingga untuk biaya pengobatan dan operasi agak terbantu. Namun, sebagai orang tua tunggal yang mengasuh 4 anaknya. Novi saat ini hanya bergantung dengan kerja bapak (kakek Anisa, red), dengan penghasilan yang tentunya tidak seberapa untuk memenuhi kebutuhan.

“Kakeknya Anisa kerja jadi tukang parkir, dengan penghasilan yang harus dibagi dua,” akunya.

Inipun Novi dan anak-anaknya ikut tinggal di rumah kakeknya Anisa RT 22 Klandasan Ulu, karena rumahnya di belakang kantor PMI Balikpapan ikut mengalami kebakaran pada 18 Maret 2024 lalu. Dengan kondisi Anisa yang lagi sakit, sehari-hari Novi harus pulang pergi ke RSKD menemani anaknya untuk berobat.

“Seminggu itu bisa 5 hingga 6 kali ke RSKD, dari pagi sampai sore baru bisa pulang ke rumah,” kata Novi. 

Kembali ke Anisa, dengan kondisi dia saat ini, untuk makan saja sulit, jadi sehari-hari hanya bisa minum susu untuk makan dan bicara pun susah setiap hari juga masih bolak balik ke RSKD.

Susu yang sebungkus isinya 10 sachet dengan harga Rp.330.000, dibuat 1 sachet dijadikan 2x minum. Kadang Anisa tak minum susu karena tak ada biaya untuk membeli susu ini.

“Susu ini yang bantu nutrisinya, mau makan sulit,” kata Novi.

Hanya Bisa Minum Susu

Dengan harga susu yang tinggi itu, belum lagi ada obat-obatan yang tak ditanggung BPJS, dan biaya akomodasi bolak balik RSKD, jujur Novi kewalahan. Anak-anak novi yang lain meski masih kecil-kecil tahu kondisi ibunya.

Sebagai orang tua, Novi tahu anaknya itu (Anisa, red)  menahan sakit yang teramat. Meski Anisa itu tak pernah menampakan ke orang tuanya. Dia tipe anak yang kalau ada masalah dipendam sendiri dan ingin merasakan sendiri.

“Saya ini orang tuanya mas, saya tahu banget dia, kadang badannya deman tinggi dia cuma diam aja,” kata Novi dengan mata berkaca-kaca.

Dengan umur dan tubuh segitu, penyakit tumor ganas menghambat Anisa beraktivitas. Belum lagi kalau malam hari kadang suka gelisa tak tidur karena sakit dari bagian yang ada tumornya.

Kalau sudah kambuh itu, mau tidak mau Anisa dan Novi bergadang semalaman tak tidur hingga pagi hari. 

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.