Antisipasi Kegawatdaruratan Petugas KPPS, Kemenkes Kemenkes Siapkan 352 PSC 119
JAKARTA, Inibalikpapan.com – Dalam menghadapi kegawatdaruratan khususnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan layanan kesehatan yakni tenaga kesehatan dan Public Safety Center (PSC) 119.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Dr. Sumarjaya. Dia mengatakan, PSC 119 merupakan layanan cepat tanggap darurat untuk masyarakat, termasuk anggota KPPS, yang membutuhkan layanan kesehatan.
Menurutnya, saat ini, ada 352 PSC yang membantu penanganan kesehatan dalam kecelakaan atau situasi kritis ini di seluruh Indonesia.
“Kesiapan kegawatdaruratan saat ini kita mempunyai PSC namanya jadi merupakan respons cepat, ya, memberikan respons kepada masyarakat yang membutuhkan dan juga petugas jika terjadi hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan kesehatan,” kata Dr. Sumarjaya dikutip inibalikpapan.
Kementerian Kesehatan juga mempunyai Emergency Medical Tim (EMT). Tim yang dibentuk untuk memberikan pelayanan medis kesehatan saat kegawatdaruratan kesehatan ini memiliki memiliki 13.000 tenaga cadangan kesehatan (TCK).
Setiap TCK-EMT memiliki formasi lengkap di antaranya dokter, perawat, tenaga farmasi, tenaga logistik, tenaga administrasi, dan pengemudi ambulans. Saat ini, terdapat 458 TCK-EMT yang telah tersebar di Indonesia.
“Jadi, ini kesiapsiagaan berbasis EMT di mana tenaga kesehatan cadangan ini memiliki formasi lengkap ada dokternya perawatnya dan itu sudah tersebar ke seluruh Indonesia,” lanjut Dr. Sumarjaya.
Dr. Sumarjaya mengatakan, pada hari pemungutan suara, puskesmas akan buka dengan sistem rujukan. Jika terjadi kegawatdaruratan di tempat pemungutan suara (TPS), masyarakat dapat menghubungi PSC 119.
Selanjutnya, PSC akan memberikan respons cepat dengan memberikan pertolongan pertama. “Yang merespons cepat di TPS itu nanti adalah 119. Jadi, pertolongan pertamanya jika terjadi kegawatdaruratan, baru nanti akan langsung ke tempat-tempat fasilitas pelayanan kesehatan, apakah nanti itu bisa di puskesmas ataupun ke rumah sakit,” jelas Dr. Sumarjaya.
Sementara, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr. Obrin Parulian juga menuturkan, Kementerian Kesehatan melalui lintas program telah menyediakan seluruh bidang kesehatan untuk mendukung anggota KPPS dalam menjalankan tugasnya.
Khusus Pemilu 2024, layanan kesehatan seperti puskesmas akan dibuka selama 24 jam dengan mekanisme yang dikoordinasikan bersama untuk pemeriksaan kesehatan.
“Kita juga siagakan seluruh fasilitas layanan kesehatan kalau nanti ada permasalahan di lapangan sudah ada tim dari pusat krisis dan jejaringnya yang siap. Kemudian, kita di puskesmas, di rumah sakit, siap untuk memberikan pelayanan khusus untuk Pemilu ini. Puskesmas pun kita diadakan 24 jam,” kata dr. Obrin.
dr. Obrin menjelaskan, sistem layanan kesehatan saat ini sudah stabil. Kementerian Kesehatan juga sudah memiliki sistem dan melakukan kesiapsiagaan untuk melayani 5.741.127 anggota KPPS yang tersebar di 820.161 TPS.
“Untuk di setiap TPS, apakah ada posko? Itu tidak, tapi nanti akan ada kesiagaan ini semua dibangun, termasuk penempatan tim terdekat setiap TPS, kita ada mapingnya nanti, termasuk kesiagaan ambulans, yah. Jadi, kalau ada kasus PSC mendapatkan informasi, PSC turun dan ditangani di tempat atau kalau perlu rujukan, nanti sistem rujukannya bergerak,” jelas dr. Obrin.
Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia dr. Nida Rohmawati mengatakan membagikan tips untuk menjaga kesehatan bagi anggota KPPS karena salah satu keberhasilan pesta demokrasi ditentukan oleh anggota KPPS. Tips menjaga kesehatan bagi anggota KPPS cukup dengan menerapkan 4C, yakni cukup tidur, cukup minum, cukup makan, dan cukup olahraga.
“C yang pertama adalah cukup tidur minimal 6-8 jam sehari. C yang kedua cukup minum 6-8 gelas setiap hari karena dehidrasi kekurangan minum itu menjadi faktor risiko terjadinya kesakitan dan kematian. C yang ketiga cukup makan jangan hanya makan snack tapi lupa makan. C yang keempat adalah cukup olahraga, minimal olahraga 30 menit sehari,” jelas dr. Nida.
dr. Nida juga menganjurkan untuk tidak terlalu banyak mengkonsumsi kafein dan minuman manis serta tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dan minuman berenergi.
“Tubuh sudah kelelahan metabolismenya ditambah minuman berenergi digenjot lagi dan iya tubuhnya jadi terpaksa tidak kelelahan lagi. Minum alkohol tidak dianjurkan serta kurangi minuman manis, kopinya boleh 2 cangkir sehari nggak usah lebih-lebih,” kata dr. Nida.
BACA JUGA