Apical Dukung UMKM Balikpapan Agar Lebih Mandiri dan Berdaya Saing

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com,– Di tengah pesatnya perkembangan industri, keberlanjutan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Apical merupakan salah satu pemain utama di industri pengolahan minyak nabati global.
Perusahaan ini kembali menunjukkan komitmennya dalam keberlanjutan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal ini mereka sampaikan dalam acara buka puasa bersama dan temu media yang digelar di Balikpapan, Kamis (21/3).
Prama Yudha Amdan, Head of Corporate Communications Apical, menegaskan bahwa komitmen keberlanjutan perusahaan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (UNSDGs). Prinsip usaha yang dipegang Apical mengacu pada filosofi 5Cs milik RGE—Good for Community, Country, Climate, Customer, dan Company.
Menurut Prama, kelapa sawit memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional, baik dari sisi devisa maupun penciptaan lapangan kerja.
“Sebagai pengolah minyak nabati, kami mengedepankan prinsip keberlanjutan agar produk yang dihasilkan memberi manfaat luas, mulai dari kebutuhan rumah tangga seperti minyak goreng hingga bahan bakar pesawat. Singkatnya, #DariDapurSampaiAvtur,” ujarnya.

Perkembangan Apical2030
Sejak meluncur pada 2022, program keberlanjutan Apical2030 menunjukkan progres positif. Pada Pilar Kemajuan Inklusif, Apical telah menjangkau 12 desa di Aceh Singkil dan 3 desa di Kutai Timur dari target 30 desa dalam program Sustainable Living Villages (SLV).
Program ini tak hanya memberdayakan masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Namun, program ini juga mendorong petani untuk memiliki sumber pendapatan alternatif, seperti budidaya madu Trigona di Aceh Singkil dan kakao di Kutai Timur.
“Kami masih on track dalam implementasi Apical2030. Untuk Pilar Kemitraan Transformatif, kami telah mencapai 93% dari target 100% kerja sama dengan pemasok yang menerapkan kebijakan NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation). Secara keseluruhan, target Apical2030 sudah tercapai 68%. Sedangkan di Pilar Aksi Iklim, kami berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 21% dari target 50% pada 2030. Sementara itu, di Pilar Inovasi Hijau, sudah 87% terealisasi, dan sisanya masih dalam progres,” jelas Prama.
Dukungan Nyata untuk UMKM
Selain komitmen terhadap keberlanjutan, Apical, melalui PT Kutai Refinery Nusantara (KRN), juga terus mendorong pertumbuhan UMKM. Sejumlah program pelatihan dan pendampingan digelar untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha kecil, termasuk dalam pengembangan kewirausahaan dan peningkatan pendapatan.
Sebagai contoh, tahun lalu Apical membantu UMKM kerupuk udang di Kelurahan Jenebora, Penajam Paser Utara dengan menyediakan kemasan khusus dengan desain dari tim Apical. Berharap langkah ini bisa meningkatkan daya saing produk di pasar.
Randy Suwenli, Manajer Social, Security, and License (SSL) PT KRN, mengungkapkan bahwa selain bantuan kemasan, Apical juga membantu UMKM mencantumkan logo halal, nomor PIRT, kontak pemesanan, serta branding baru dengan nama “Kerupuk Udang Jenebora”. Hasilnya, produksi kerupuk udang meningkat dari kurang dari 50 kg per bulan menjadi 100 kg per bulan.
Tak hanya sektor kuliner, Apical juga berkolaborasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Balikpapan untuk mengadakan pelatihan manajemen usaha laundry bagi 12 UMKM di Kampung Salok Baru, Kelurahan Karingau. Program ini bertujuan meningkatkan keterampilan pengusaha laundry agar lebih kompetitif di pasar.
“Kebanyakan peserta pelatihan ini adalah perempuan, sehingga mereka bisa tetap bekerja dari rumah sambil mengasuh anak dan membantu ekonomi keluarga. Berkat pelatihan ini, omzet bruto UMKM laundry naik dari Rp5 juta menjadi Rp7 juta per bulan,” tambah Randy.
Ke depan, Apical melalui PT KRN akan terus mendukung UMKM agar semakin mandiri dan memiliki daya saing tinggi di pasar. Dengan berbagai inisiatif yang berkelanjutan, Apical berharap bisa berkontribusi lebih besar bagi masyarakat, lingkungan, dan dunia usaha.***
BACA JUGA