Art and Challenge of a Coach
Sahabatku. Apa kabar? Semoga sehat selalu bersama keluarga tercinta dan orang dekat kalian.
Bicara masalah kerja tak akan habis-habisnya karena kita punya tujuan atau harapan besar yang lebih baik dan untuk kemajuan seorang atau entitas organisasi masa depan.
Dunia kerja saat ini sangat dinamis dan pekerja dituntut dengan target fantastis.
WoW… (Way of Work) ???
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut tidak berlebihan kiranya leader atau pemimpin di unit organisasi menjadi people manager dalam mengendalikan keputusan dan tanggungjawabnya. Mengingat kecakapan, sikap dan sumbervdaya atau di unit tersebut memiliki berbagai macam corak warna yang harus disinergikan.
Nah disinilah seni dan tantangannya.
Sahabatku. Pengelolaan manajemen SDM telah mengalami perubahan. Kurun waktu 1951 sampai dengan 1960, evolusi pengelolaan manusia berada di tahap personel/mainpower/labor management, dimana aktivitas kepersonaliaan dikelola dengan manajemen sebagai ilmu dasar.
Pelatihan dan pemeliharaan karyawan mulai mendapat perhatian. Tahun 1961 sampai dengan 1990 merupakan tahap Human Resource Management alias manajemen sumber daya dimana tenaga kerja sebagai aset yang berharga dan memiliki peran yang lebih stategis dalam organisasi dikarenakan adanya perhitungan pasca kerja, kesehatan, dll.
Tahun 1991 sampai dengan 2005, berkembang ke Human Capital Managemen. Pada tahap ini personalia beralih menjadi SDM menjadi modal yang harus dikembangkan sebagai upaya untuk mengembangkan organisasi secara keseluruhan, tempat pengelolaannya sering disebut CBHRM atau Manajemen Kompetenesi dan Sumber Daya Manusia.
Tiba di tahun 2006 masuk ke tahap people management dimana SDM sebagai salah satu fungsi organisasi yang mendukung pencapaian visi misi perusahaan. Itu diistilahkan dengan Talent Management yang dalam kondisi tertentu diistilahkan pula sebagai people management. (Mgs.prima d.putra)
Saat sekarang, di tahun 2018, perkembangan ilmu dan teknologi sangat cepat dan tepat sehingga SDM Zaman Now dituntut menjadi agent of change, agen perubahan. Juga harus berubah ke arah perkembangan yang lebih baik, benar dan prima sehingga tercapai kepuasan stakeholder.
Untuk mencapai hal tersebut dengan karakter SDM seperti di atas, maka diperlukan seorang coach atau biasa disebut pelatih.
Menjadi seorang pelatih dapat dipelajari dan tentunya dilatih. Bahkan jika sudah menjadi talent-nya atau passion-nya, bisa sangat luar biasa.
Di dunia olah raga terdapat banyak pendidikan dan pengembangan SDM seorang pelatih sehingga berhasil membawa atletnya menjadi juara, tenar dan berhasil dengan bangga.
Seorang pelatih dapat melatih dan mentoring seseorang atau team. Tapi tentunya diperlukan kerja sama dan kepercayaan yang baik serta saling memahami sebab melatih dan menggali isi dari orang yang dilatih itu artinya dari luar ke dalam, sedangkan mentoring dari dalam ke luar.
Sahabatku. Seorang pelatih, analoginya adalah suatu cermin diri atau tindakan mengingatkan diri sendiri atau meminta diri kita sendiri agar dapat sesuai dengan yang diucapkan, dipikirkan dan diperbuat. Pasalnya, dalam melatih atau mentoring ada suatu motivasi atau janji yang terucap sehingga kepercayaan dan keyakinan sangat diperlukan.
Keselarasan pikiran, perkataan dan perbuatan akan menjadi keteladanan dan kepercayaan bagi orang lain. Kepercayaan akan menjadi modal dalam melatih dan mentoring.
Sadar sebagai makhluk sosial untuk menjadi selaras pikiran, kata dan perbuatan adalah hal yang tidak mudah. Namun mari tunjukan sikap kedewasaan kita dalam beraktivitas sehingga tantangan seorang pelatih menjadi suatu seni yang dapat dikolaborasikan dan dicontoh orang atau team.
Gaya bahasa, kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh dalam teknik melatih merupakan seni dasar dalam aktivitas seorang pelatih. Jadikan pula aktivitas pelatih sebagai ibadah.
Bekerja dengan hati nurani dan sebagai panggilan jiwa. Cintai pekerjaan tersebut dengan rasa ikhlas sehingga indah pada waktunya.
Sahabatku yang berbahagia. Semoga dapat mengingatkan kita semua, sekecil apapun harapan kami dapat berbagi.
Penulis
Dewa Putu Sudarma ( DPS)
Shared Services Departement Head AP I Balikpapan
BACA JUGA