AS dan Inggris Perketat Sanksi Industri Minyak Rusia
WASHINGTON, inibalikpapan.com – Pemerintahan Joe Biden telah memberlakukan beberapa sanksi terberatnya terhadap Rusia.
Langkah ini adalah upaya pukul pendapatan energi Moskow yang memicu perangnya di Ukraina.
Tindakan tersebut menargetkan lebih dari 200 entitas dan individu mulai dari pedagang dan pejabat hingga perusahaan asuransi, serta ratusan kapal tanker minyak.
Untuk pertama kalinya sejak invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina, Inggris akan bergabung dengan AS dalam memberikan sanksi langsung kepada perusahaan energi Gazprom Neft dan Surgutneftegas.
“Menyerang perusahaan minyak Rusia akan menguras dana perang Rusia. Setiap rubel yang kita ambil dari tangan Putin membantu menyelamatkan nyawa Ukraina,” kata Menteri Luar Negeri David Lammy.
Beberapa tindakan Departemen Keuangan AS umumkan pada Jumat, 10 Januari 2025, akan disahkan menjadi undang-undang.
Hal ini berarti pemerintahan Trump yang akan datang perlu melibatkan Kongres jika ingin mencabutnya.
Washington juga bergerak untuk secara ketat membatasi siapa saja yang secara hukum dapat membeli energi Rusia.
Serta dan mengikuti apa yang ia sebut armada bayangan Moskow yang mengangkut minyak ke seluruh dunia.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan tindakan tersebut meningkatkan risiko sanksi yang terkait dengan perdagangan minyak Rusia, termasuk pengiriman dan fasilitasi keuangan untuk mendukung ekspor minyak Rusia.
Presiden Joe Biden mengatakan pemimpin Rusia Vladimir Putin berada dalam kondisi yang sulit.
Ia tambahkan bahwa sangat penting bahwa ia tidak memiliki ruang bernapas untuk terus melakukan hal-hal buruk yang terus ia lakukan.
Volodymyr Zelenskyy Merasa Terbantu Dengan Dukungan Bipartisan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengucapkan terima kasih kepada AS atas apa yang disebutnya dukungan bipartisan dalam sanksi industri minyak Rusia.
Sejak mulainya perang di Ukraina, pembatasan harga minyak telah menjadi salah satu tindakan utama yang dirancang untuk mengekang ekspor energi Rusia.
Namun, sebagaimana Olga Khakova dari Pusat Energi Global Dewan Atlantik jelaskan, efektivitasnya terdilusi karena mereka juga berupaya menghindari penurunan volume minyak Rusia di pasar.
Hal ini karena ada kekhawatiran mengenai dampak berkurangnya pasokan terhadap ekonomi global. Namun para ahli mengatakan pasar minyak sekarang berada dalam posisi yang lebih sehat.
“Produksi minyak AS (dan ekspor) berada pada level rekor dan meningkat. Oleh karena itu dampak harga dari penarikan minyak Rusia dari pasar, tujuan sanksi hari ini, akan berkurang,” kata Daniel Fried, seorang peneliti terkemuka di Atlantic Council .
“Pemerintah AS telah mengincar sektor minyak Rusia secara besar-besaran, dengan maksud untuk memberikan apa yang mungkin akan menjadi pukulan telak,” Fried menambahkan.
John Herbst, mantan duta besar AS untuk Ukraina, mengatakan meskipun langkah-langkah itu sangat bagus, yang terpenting penerapannya.
“Yang berarti bahwa pemerintahan Trump-lah yang akan menentukan apakah tindakan ini benar-benar memberi tekanan pada ekonomi Rusia,” katanya.
BACA JUGA