AS Sebut 8.000 Tentara Korea Utara Sudah Berada di Rusia
WASHINGTON, inibalikpapan.com – Amerika Serikat (AS) katakan terima informasi bahwa saat ini ada terdapat 8.000 tentara Korea Utara di wilayah Kursk, Rusia.
Pernyataan tersebut muncul dari wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood kepada Dewan Keamanan pada Jumat (1/11/2024).
Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang bertemu pada hari Kamis, 31 Oktober 2024, atas permintaan Rusia terkait pasokan senjata Barat ke Ukraina.
“Saya punya pertanyaan untuk para delegasi Rusia, pakah Rusia masih berpendapat bahwa tidak ada pasukan DPRK (Democratic People’s Republic of Korea) di Rusia?” kata Wood,
Sebagai informasi DPRK adalah nama resmi Korea Utara yakni Republik Rakyat Demokratik Korea.
Perwakilan Rusia di Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 orang saat itu tidak menanggapi Wood.Moskow tidak membantah atau secara langsung mengonfirmasi keberadaan tentara Korea Utara.
Setelah penyangkalan awal, Korea Utara kemudian membela gagasan pengerahan tentara karena sejalan dengan hukum internasional.
AS, Inggris, Korea Selatan, Ukraina, dan negara-negara lain menuduh Rusia melanggar resolusi PBB dan Piagam PBB dengan mengerahkan pasukan dari Korea Utara.
Padahal mereka telah lama berada di bawah sanksi PBB yang bertujuan menghentikan pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik Pyongyang.
Perselisihan AS dan China Dalam Pertemuan Dewan Keamanan PBB
AS dan China juga berselisih di Dewan Keamanan atas tuduhan Washington bahwa Beijing memberikan dukungan skala besar untuk pangkalan industri pertahanan Rusia.
“China tidak dapat secara kredibel mengklaim sebagai suara untuk perdamaian ketika memungkinkan Rusia untuk melancarkan perang terbesar di Eropa dalam beberapa dekade. Dukungan China kepada Rusia sangat menentukan dan justru memperpanjang perang,” kata Wood.
Wakil Duta Besar China untuk PBB Geng Shuang mengatakan negara tersebut tidak memberikan senjata kepada pihak mana pun yang berkonflik di Ukraina.
Geng Shuang juga katakan China telah secara ketat mengelola barang-barang dengan penggunaan ganda produk untuk keperluan militer maupun sipil menurut aturan global.
Justru Shuang tuduh Washington menambah kecemasan dan memicu konfrontasi.”
“Kami menentang praktik AS untuk mencoreng China pada masalah Ukraina. Kami juga menentang yurisdiksi lengan panjang dan memberikan sanksi kepada perusahaan dan entitas China pada masalah ini,” katanya.
Pada Rabu, 30 Oktober 2024, AS memberlakukan sanksi pada hari Rabu terhadap hampir 400 entitas dan individu dari lebih dari selusin negara, termasuk China.
BACA JUGA