Atasi Banjir Kawasan MT. Haryono, Pemkot Balikpapan Siapkan Rp 10 Miliar Benahi DAS Ampal
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Semrawutnya DAS Ampal ditenggarai menjadi salah satu penyebab banjir di Kota Balikpapan.Pemerintah Kota Balikpapan pun mengalokasikan dana Rp 10 miliar untuk pembebasan lahan maupun pelebaran Sungai Ampal.
“Dua tahun sebelumnya sebenarnya ada tapi kita rasionalisasi kerena belum bisa membebaskan kemungkinan baru akan tahun ini bisa teraliasasi, sekitar Rp10 miliar. Itu hanya untuk pembebasan tanah sungai Ampal,” kata Asisten I Pemrintah Kota Balikpapan Sri Sutantinah.
“Tahun ini (dikerjakan) makanya kita minta persetujuan DPRD. Itu dua rumah ya (yang dibebaskan). Jadi Rp10 miliar khusus sungai Ampal bukan untuk pak Kastani sendirian,”
Dia mengungkapkan, semrawutnya DAS Ampal menjadi penyebab banjir bukannya hanya di Gang Beler tapi juga disejumlah kawasan di MT. Haryono.Memang banjir yang terjadi sudah berytahun-tahun hingga ketinggian 2 meter.
“Itu namanya cathment area (DAS) seperti sungai Ampal titik yang banjir nggak beller aja tapi banyak seperti depan Global sport itu sungai masuk sungai Ampal. Seperti jalan Manunggal perubahan Pos itu juga sungai Ampal,” ujarnya.
Sutantinah juga menjelaskan, tahun ini juga dialokasikan dana khususnya untuk pengerukan bozem-bozem yang mengalami pendangkalan karena sendimentasi. Hanya saja dia, tidak tau berapa jumlahnya, karena ditangani Dinas Pekerjaan Umum.
Sedangkan tahun depan, Pemerintah Kota Balikpapan juga akan memfokuskan revitalisasi bozem kampung timur. Karena kondisi sedimen tinggi sehingga air dari hulu di kampung timur langsung mengalir ke bawah Sungai Ampal.
“Kalau misalnya didaerah DAM tidak hujan tapi di Kampung timur hujan itu airnya kira-kira 1-2 setelah hujan turun. Itu karena bozem kampung timur tidak berfungsi normal,” jelasnya.
Keberadaan Bozem kampung timur sangat penting karena membantu posisinya ada di hulu bagian tengah sehingga aliran air ke Sungai Ampal Beller sangat berpengaruh dalam mengatur aliran air.
“Itu sedimen tinggi kalau kedalaman 3-4 meter (sedimen) itu berat sekali ngeruk juga lama. Sekarang sudah mulai dikeruk anggaran rutin 2017 tapi merevitaslisasi 2018 karena harus pembenahan pintu air, badan waduk. Itu lagi dihitung PU apakah pintu air baik, catment baik nggak, pohon-pohon tegakan masih baik apa nggak,” terangnya.
Sementara untuk kawasan Gunung Kawi ada rencananya sejak dua tahun lalu pelebaran drainase. Saat ini belum tuntas sosialisasi.
“Kalau Gunung Kawi sosialisasi tuntas kita akan adakan alokasikan anggarannya. Kita tidak bisa alokasikan kalau tidak bisa terserap. Mudah-mudahan di 2018,” tandasnya.
BACA JUGA