Balikpapan Alami Cuaca Panas Terik, BPBD Imbau Bahaya Kebakaran
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan, Usman Ali mengatakan, dalam beberapa hari ini, Kota Balikpapan tidak ada hujan dan cuaca sangat terik.
Oleh karenanya, Usman Ali meminta kepada masyarakat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, terutama terjadinya kebakaran.
“Terlebih memperhatikan, tidak membakar sampah. Yang kedua, apabila jalan meninggalkan rumah hendaknya sudah mematikan listrik, kompor di dapur serta lainnya,” kata Usman Ali kepada media, Jumat (23/2/2024).
Usman, demikian dia biasa disapa, juga mengimbau kepada warga yang berkebun, apabila membakar, btetap memperhatikan lahan yang dibakar. Kalau bisa, lanjut Usman, lebih baik tidak ada pembakaran untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan.
“Karena ada beberapa hari ini kebakaran lahan itu kerap terjadi. Kita sudah minta ke teman-teman dari Pencegahan untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya kebakaran langsung kepada masyarakat,” pungkasnya.
Diketahui empat hari terakhir ini cuaca ekstrem melanda kota Balikpapan. Rata-rata suhu panas pada siang hari pada sepekan ini 34 derajat, namun terasa seperti 38 derajat.
Ramai berseliweran di media sosial X, suhu panas akan semakin ekstrem pada 27 Februari sampai 4 Maret 2024. Hal ini diyakini berkaitan dengan gerak semu matahari yang sudah mendekati Zenith Pulau Jawa.
Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto buka suara. Ia tak sepenuhnya membantah perkiraan tersebut. Sesuai gerak semu matahari, posisi zenith memang berada di atas Pulau Jawa. Namun, titik ekuator Indonesia berada di lintang nol derajat.
Saat matahari berada di bagian utara garis khatulistiwa, bumi belahan utara otomatis mengalami musim semi dan panas, sementara bagian bumi selatan bakal masuk ke periode musim gugur dan dingin. Sementara ketika matahari berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, bumi bagian selatan masuk ke musim panas dan semi, sementara belahan utara berada di musim gugur dan dingin.
Guswanto meluruskan, posisi Zenith di atas Pulau Jawa tidak selalu berperan besar pada peningkatan suhu. Hanya variasi harian yang berbeda antara suhu di jam tertentu.
Secara umum, pada periode Maret 2024, Indonesia akan memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau. Masyarakat diminta untuk mewaspadai risiko cuaca ekstrem di masa pancaroba, termasuk angin kencang, puting beliung, petir, sampai hujan es.
Guswanto menjelaskan puncak musim kemarau diperkirakan tiba pada Juli-Agustus 2024. Wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau secara bertahap mulai Maret, hingga prediksi puncak di Juni.
“Gerak semu Matahari sudah masuk wilayah Indonesia diprakirakan 21 Februari sampai dengan 4 April 2024,” kata Guswanto.
BACA JUGA