Balikpapan Butuh Skor 1000 untuk Jadi Kota Layak Anak
BALIKPAPAN, Inibalikpapan – Kota Balikpapan baru mencapi 70 persen untuk mencapai Kota Layak Anak (KLA). Pasalnya, dari skor 1000 Kota Balikpapan baru mengumpulkan sekitar 700 angka, dari 24 indikator yang harus dipenuhi untuk menjadi Kota Layak Anak.
Namun skor yang dikumpulkan Kota Balikpapan sejak 2017 terus meningkat. Karena kategorinya sudah Nindya untuk tahun ini. Tahun lalu Kota Balikpapan baru kategori Madya. Artinya Kota Balikpapan terus berproses menuju Kota Layak Anak.
Deputi Menteri Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) Lenny N Rosalin mengatakan, saat ini skor tertinggi Kota Denpasar, Surabaya maupun Solo.
Sementara Kota Balikpapan, untuk bisa mencapai skor 1000 membutuhkan dukungan semua pihak termasuk ke dunia usaha, LSM dan media. Khususnya perusahaan. Karena selama ini peran dari perusahaan dianggap belum terintegrasi di Balikpapan.
“Seperti pemenuhan akta kelahiran, sekarang rata-rata di Indonesia baru 85 persen. Itu artinya masih ada 15 persen yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Indonesia,” ujar Lenny.
“Kita menyarankan agar untuk membentuk asosiasi perusahaan sahabat anak (APSA) Indonesia di Balikpapan. Bagaimana agar perusahaan bisa berperan, terkait kebijakan, produk dan programnya. Mungkin yang selama ini dikenal baru program dalam bentuk CSR,”
Khususnya menyangkut kebijakan ataupun produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, bisa pro terhadap anak-anak. Paling penting adalah bagaimana kota tersebut, bebas dari asap rokok. Misalnya di sejumlah fasilitas publik.
“Salah satu yang juga paling penting adalah kota tanpa rokok. Apakah benar aturan kawasan sehat tanpa rokok sudah diberlakukan. Ataukah masih disediakan asbak di tempat-tempat yang seharusnya bebas asap rokok,” ujarnya.
“Anak-anak juga harus memiliki akses terhadap informasi yang layak dikonsumsi. Yaitu informasi yang tidak mengandung pornografi dan unsur kekerasan. Selain itu anak-anak juga memiliki hak partisipasi seperti membentuk forum anak,”
“Termasuk juga bagaimana pengasuhan berbasis hak anak di terapkan di kota ini. Sementara itu berkaitan dengan kesejahteraan dan dasar kesehatan intinya semua anak harus sehat. Seperti terbebas dari gizi buruk dan stunting.”
BACA JUGA