Balikpapan Sambut Tahun Ajaran 2025, Dua SMP Baru Akan Terima Siswa

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) terus berupaya meningkatkan mutu dan akses pendidikan di wilayahnya.
Dua sekolah baru, yakni SMP Negeri 27 di Balikpapan Tengah dan SMP Negeri 28 di Balikpapan Timur, dipastikan mulai menerima siswa-siswi baru pada tahun ajaran 2025, tepatnya di bulan Juli hingga Agustus mendatang.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan,
dan Kebudayaan Irfan Taufik, mengungkapkan, bahwa masing-masing sekolah baru tersebut akan membuka minimal tiga rombongan belajar (rombel), dengan kapasitas siswa per rombel sebanyak 30 orang. Hal ini berarti kedua sekolah tersebut akan mampu menampung hingga 180 siswa pada tahap awal operasionalnya.
“Kami pastikan sekolah-sekolah ini siap beroperasi pada tahun ajaran baru. Minimal ada tiga rombel masing-masing, sehingga total kapasitasnya mencapai 90 hingga 120 siswa per sekolah,” ujar Irvan Taufik kepada media, Jumat (24/1/2025).
Meski demikian, persoalan regulasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) masih menjadi perhatian utama. Dalam rapat dengan Kementerian Pendidikan yang dijadwalkan pada tanggal 27-29 Januari 2025, aturan baru PPDB akan dibahas dan disosialisasikan.
Menurut Irfan, PPDB dari tahun ke tahun selalu dilakukan perbaikan. “Dari polemik sebelumnya, kami berharap regulasi baru ini dapat lebih meminimalisir persoalan yang kerap muncul, seperti terbatasnya daya tampung sekolah dibandingkan jumlah siswa yang mendaftar,” jelasnya.
Tantangan Fasilitas dan Guru
Irfan juga menyoroti berbagai tantangan lain di bidang pendidikan, terutama terkait ketersediaan lahan untuk membangun sekolah baru dan keterbatasan jumlah tenaga pengajar.
Harga lahan yang semakin mahal membuat pemerintah memanfaatkan sekolah-sekolah yang ada melalui revitalisasi dan optimalisasi jumlah rombel di sekolah tersebut.
“Misalnya, sekolah yang sebelumnya memiliki 12 rombel, kini kami tingkatkan jumlahnya untuk menampung lebih banyak siswa. Upaya ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan persebaran fasilitas pendidikan,” lanjutnya.
Persoalan tenaga pendidik juga menjadi tantangan besar. Berdasarkan data, Kota Balikpapan kekurangan hingga 520 guru untuk jenjang TK, SD, dan SMP. Hal ini menjadi dilema, mengingat peraturan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 melarang pengangkatan guru non-Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Kami dihadapkan pada situasi sulit. Kalau tidak memenuhi kebutuhan 500 lebih guru itu, akan ada siswa yang tidak mendapat pendidikan. Alhamdulillah, guru non-ASN yang masih ada saat ini tetap kami berdayakan agar proses belajar mengajar terus berjalan,” kata Irfan.
Komitmen Pemerintah Kota
Melalui alokasi anggaran yang mencapai hampir Rp1 triliun di tahun 2025, Pemkot Balikpapan menunjukkan komitmennya terhadap sektor pendidikan. Sebagian besar dari anggaran ini digunakan untuk peningkatan sarana prasarana sekolah serta pemenuhan kebutuhan gaji guru non-ASN.
“Kami terus berupaya agar tidak ada anak-anak yang kehilangan hak belajarnya. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kami yakin tantangan ini dapat kami atasi,” tutup Irfan.
Masyarakat Balikpapan kini menanti perkembangan regulasi PPDB serta implementasi dari kebijakan-kebijakan ini, dengan harapan agar pendidikan di kota ini semakin merata dan berkualitas.***
BACA JUGA