Begini Cara Sekolah di Bontang Membantu Siswa yang Tak Punya Fasilitas Daring
BONTANG, Inibalikpapan.com – Selama pandemi covid-19, seluruh seluruh sekolah di Kaltim menerapkan sistem belajar daring. Termasuk di Kota Bontang dimana siswa di Kota Bontang saling mendukung dengan gotong royong pagupan
Gotong royong paguyupan, yakni siswa yang tinggal berdekatan secara sukarela berbagi telepon genggam pintar serta paket data internet yang mereka miliki. Tanpa perhitungan ekonomis siswa dan orang tua berbagi dengan sesama teman.
“Masa pandemi ini sangat unik, kami belajar untuk saling dukung, bekerja sama, berkreasi, dan menjadi yang terbaik untuk terus berprestasi untuk masa depan,” buka Yani Astutik, Kepala Sekolah SDN 001 Bontang Utara, sekaligus Fasilitator Daerah Tanoto Foundation Kalimantan Timur.
SDN 001 Bontang Utara dinobatkan oleh Dinas Pendidikan Kota Bontang menjadi Sekolah Dasar Negeri pertama di Kota Bontang yang melaksanakan ujian daring. Kuncinya adalah tim guru yang kompak, gotong royong paguyuban, dan kesiapan siswa.
Tim guru SDN 001 Bontang Utara membimbing siswa untuk terbiasa dengan alat-alat ujian yaitu Google form, Google Classroom, dan Ujianku. Simulasi dengan siswa dilakukan sebanyak tiga kali. Orang tua siswa kelas 4,5, dan 6 menyambut positif untuk menyelenggarakan ujian daring.
Selain ujian daring, para siswa mendapat penugasan berbasis proyek yaitu proyek seni budaya dan prakarya. Untuk kelas 6, adalah membuat senjata khas Kalimtan Timur yang dilukis dengan lukisan khas Bontang. Sedangkan untuk kelas 1-5, para siswa harus membuat poster pencegahan covid-19. Para siswa dibantu oleh orang tua dalam menyelesaikan proyek seni budaya.
Melihat kematangan psikologis dan usia siswa, diputuskan ujian untuk siswa kelas 1 sampai kelas 3 adalah luring. Penyelenggaraan pun mengikuti protokol kesehatan. Pertama, orang tua mengambil kertas soal ujian sesuai jadwal. Kemudian, siswa mengerjakan soal ujian tersebut sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan.
Untuk menghindari penyebaran virus, kertas soal ujian yang sudah terjawab tidak dikembalikan ke sekolah melainkan, difoto. Selain itu, orang tua tidak boleh membawa putra putrinya saat mengambil soal ujian, harus memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengambil soal, serta tidak diperkenankan bergerombol atau berkumpul di lingkungan sekolah.
“Terkesan lama, tak praktis, dan merepotkan memang namun semua hal ini kami lakukan demi pencegahan Covid-19 yang jumlah pasien positifnya semakin bertambah di kota kami. Keteladanan dari kami semua,” ujarnya.
“Seluruh guru dan tenaga kependidikan terhadap orang tua untuk mematuhi protokoler kesehatan menjadi salah satu kunci suksesnya pelaksanaan pencegahan Covid-19 di sekolah kami.”
BACA JUGA