Begini Cerita Perjuangan Merebut Kemerdekaan Rakyat Balikpapan
BALIKPAPAN– Keberadaan Kota Balikpapan tidak terlepas dari sejarah perjuangan merebut kemerdekaan dari penjajah. Demikian disampaikan Wali Kota Balikpapan dalam pidatonya di rapat paripurna istimewa DPRD Kota Balikpapan dalam rangka HUT Kota Balikpapan ke-123
Berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia baru didengar masyarakat balikpapan melalui radio australia berbahasa melayu pada awal November 1945. Kemudian pada tanggal 13 November 1945, ratusan masyarakat berkumpul di lapangan Karanganyar untuk melakukan demonstrasi dan untuk pertama kalinya bendera merah putih berkibar di Banua Patra sebagai pernyataan bahwa Balikpapan adalah bagian dari Negara Republik Indonesia.
Demontrasi ini dipimpin oleh pemuda Abdul Moethalib bersama-sama kawan-kawan, antara lain Raden achmad, Machmudin Nata, Aminuddin Nata, Siebold Mewengkang, M. Sjachli Achmad, Tayib kesuma, Husein Yusuf dan lainnya yang jasanya patut dikenang sepanjang masa.
Peristiwa bersejarah tersebut diabadikan dalam Tugu Peringatan Demonstrasi 13 November 1945 yang sebelumnya berada di sisi sudut Pintu V Pertamina Balikpapan, dan sekarang telah direlokasi ke halaman Balai Gembira Karanganyar.
Ketika perang dunia kedua meletus salah satu daerah utama yang menjadi sasaran untuk dikuasai Jepang adalah Balikpapan. tujuannya adalah untuk merebut persediaan minyak dan melancarkan usaha penguasaan Hindia Belanda. setelah mengalahkan pasukan Belanda, pendudukan Jepang di balikpapan dimulai pada 24 Januari 1942.
Balikpapan merupakan daerah penting bagi pertahanan Jepang dalam menghadapi sekutu, disamping daerah penghasil minyak, Balikpapan merupakan pelabuhan minyak utama di kawasan Asia Timur. Pada juni 1945, selama 20 hari pasukan sekutu yang terdiri dari pasukan Australia dan Amerika Serikat, membombardir pertahanan Jepang di Balikpapan, salah satunya dengan bom napalm yang memiliki efek membakar.
Hampir 90 persen wilayah Balikpapan hangus. Sepanjang pesisir timur dan selatan, kawasan Klandasan serta jalan Minyak habis menjadi puing-puing. Hal inilah yang menyebabkan mengapa di Balikpapan sedikit sekali dijumpai bangunan tua peninggalan sejarah.
Dalam pertempuran di Balikpapan, sekitar 270 prajurit pasukan Divisi VII Australia gugur. Untuk mengenang peristiwa tersebut pemerintah Australia membangun Tugu Australia di kawasan lapangan Merdeka. Stiap tanggal 25 April, di lokasi tersebut ratusan warga Australia dan Selandia Baru memperingati hari Anzac atau australia and new zealand army corps.
Sementara itu serdadu Jepang yang gugur sekitar 5.700 orang, untuk memperingatinya dibangun Tugu Makam tentara Jepang di jalan Sosial Lamaru, Balikpapan Timur. Di km 13 jalan Soekarno-Hatta Balikpapan utara juga dibangun Tugu Perdamaian Jepang, Australia dan Indonesia serta makam simbolis Jepang untuk menghormati para tentara Jepang, Australia dan Indonesia yang gugur selama perang dunia kedua.
Situs-situs peninggalan perang dunia kedua tersebut dan situs bersejarah lain, memiliki potensi sebagai destinasi wisata sejarah yang dapat dipadukan dengan pertunjukan dan atraksi seni budaya, sehingga akan melengkapi keberadaan obyek wisata lain di Balikpapan.
Ditulis ulang
BACA JUGA