Benjamin Netanyahu Katakan Israel ‘Habiskan’ Generasi Penerus Hizbullah
JERUSALEM, inibalikpapan.com – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu katakan serangan udara Israel telah menewaskan dua penerus pemimpin Hizbullah yang sudah terbunuh sebelumnya.
Tewasnya para penerus kepemimpinan Hizbullah itu, ia katakan, bahwa ketika Israel memperluas serangan daratnya divisi militer keempat ke Lebanon selatan.
Pernyataan Netanyahu ini tersebar luas melalui video rilis pemerintahan pada Selasa (8/10/2024) waktu setempat.
Pidato Benjamin Netanyahu muncul beberapa jam setelah wakil pemimpin Hizbullah sudah membuka pintu perundingan gencatan senjata.
Kelompok yang dapat dukungan Iran ini sempat terguncang setelah serentetan pembunuhan para komandan senior dalam serangan udara Israel.
“Kami telah menurunkan kemampuan Hizbullah. Kami membasmi ribuan teroris, termasuk (Hassan) Nasrallah sendiri dan pengganti Nasrallah, serta penggantinya,” kata Benjamin Netanyahu, tanpa menyebutkan dua nama terakhir.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan Hashem Safieddine kemungkinan telah tewas.
Safieddine merupakan sosok yang hendak menggantikan Nasrallah. Namun, belum jelas siapa maksud Netanyahu yang merupakan ‘pengganti-pengganti’ itu.
“Saat ini, Hizbullah lebih lemah dibandingkan selama bertahun-tahun,” kata Benjamin Netanyahu.
Belakangan, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan Israel mengetahui Safieddine berada di markas intelijen Hizbullah ketika jet tempur mengebomnya pekan lalu.
Belum ada kabar lagi terkait Safieddine sejak serangan udara yang merupakan bagian dari peningkatan serangan Israel setelah setahun bentrokan perbatasan dengan Hizbullah.
Kelompok ini adalah pasukan proksi Iran dengan persenjataan paling tangguh di Timur Tengah.
Selama ini Hizbullah telah bertindak mendukung militan Palestina yang memerangi Israel di Gaza.
Militer Israel mengatakan, pada hari Selasa (8/10/2024), serangan udara besar-besaran terhadap instalasi bawah tanah Hizbullah di Lebanon selatan selama 24 jam sebelumnya menewaskan sedikitnya 50 pejuang.
Jumlah tersebut termasuk enam komandan sektor dan pejabat regional.
Pada 1 Oktober, Iran, sebagai pendukung Hizbullah dan Hamas, menembakkan rudal ke Israel. Pada hari Selasa, Iran memperingatkan Israel untuk tidak menindaklanjuti ancaman pembalasan.
Menteri luar negerinya mengatakan setiap serangan terhadap infrastruktur Iran akan dapat balasan.
Sementara seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada negara-negara Teluk bahwa serangan tersebut sudah diluar batas.
Ia tambahkan akan ada balasan jika mereka membiarkan wilayah udara mereka digunakan untuk melawan Iran.
Negara-negara Barat sedang mencari solusi diplomatik, karena khawatir konflik tersebut dapat mengguncang Timur Tengah yang merupakan penghasil minyak.
Tanggapan Hizbullah Pasca Pidato Benjamin Netanyahu
Dalam pidato yang disiarkan televisi dari lokasi yang dirahasiakan, wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengatakan dia hanya selalu mendapatkan kebohongan dari Israel.
Untuk pertama kalinya, berakhirnya perang di Gaza tidak disebutkan sebagai prasyarat untuk menghentikan pertempuran di Lebanon.
Qassem mengatakan Hizbullah mendukung langkah Ketua Parlemen Nabih Berri, sekutu Hizbullah, untuk menghentikan pertempuran.
Kantor Benjamin Netanyahu menolak mengomentari pernyataan wakil pemimpin Hizbullah itu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan pada sebuah pengarahan di Washington bahwa Hizbullah telah “mengubah sikap mereka dan ingin melakukan gencatan senjata.
Hal ini karena kelompok tersebut sudah semakin babak belur di medan perang.
Qassem mengatakan kemampuan Hizbullah tetap utuh meskipun ada serangan mematikan dari Israel.
“Puluhan kota berada dalam jangkauan rudal perlawanan. Kami jamin bahwa kemampuan kami baik-baik saja,” begitu kata pernyataan Qassem.
BACA JUGA