Berkat Vaksinasi Dari 800 Kasus Covid-19 Hanya Dua Meninggal

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Meski penambahan kasus Covid-19 di Kota Balikpapan kian tinggi, hingga saat ini belum diketahui apakah omicron sudah masuk ke Kota Balikpapan atau belum. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan, penetapan omicron tidak gampang karena dideteksi menggunakan tes PCR S-Gene Target Failure (SGTF), bukan hanya sekedar tes PCR saja. 

“Saat ini kami sudah kirim sample ke laboraturium pusat dan belum ada yang kembali,” ujar Andi Sri Juliarty saat diwawancarai media, Sabtu (12/2/2022).

Terkait dengan tingginya kasus Covid, Dio sapaan Andi Sri Juliarty mengaku sudah punya pengalaman dua gelombang yang lalu, yang mana pada bulan Februari tahun 2021 lalu kasus mencapai 3.907. 

“Sebenarnya kalau dilihat dengan kasus bulan ini yang mencapai 800 terjadi banyak penurunan dibandingkan dengan periode bulan yang sama di tahun lalu,” imbuh Dio. 

Menurut Dio, hal ini disebabkan karena faktor pendukung besar yakni pelaksanaan vaksinasi, sehingga saat ini hanya ada 11 persen yang berada di rumah sakit, sisanya melakukan isolasi mandiri ataupun isolasi terpusat di tempat yang sudah disiapkan Pemkot Balikpapan. 

“Yang dirawat pun banyak karena komorbid dan tidak divaksin, begitu juga dengan kasus kematian yang minggu lalu ada satu kasus, minggu ini ada satu kasus sehingga dua kasus keduanya belum divaksin,” jelas Dio. 

“Dari 800 kasus hanya dua yang meninggal semuanya lansia, memiliki komorbid,” tambahnya. 

Kata Dio, gelombang ketiga ini diprediksi akan terjadi pada Maret puncaknya, cuma mari belajar membuka data yang lalu, supaya tidak heboh betul padahal kasus tahun ini diperiode yang sama dibandingkan tahun lalu malah lebih tinggi tahun lalu. 

“Kita lihat sekarang penularan yang cepat, tetapi gejala tidak memberat dan ini kami yakini pengaruh vaksinasi oleh karena itu bagi yang belum divaksin segera vaksin,” tuturnya. 

Hingga saat ini juga tidak ditemukan adanya klaster sekolah, karena rata-rata anak-anak tersebut terpaparnya bukan di sekolah mengingat PTM dari rumah masih berlaku di Kota Balikpapan. 

“Mereka itu lebih banyak terpaparnya di lingkungan keluarga, saat ditracing ada salah satu anggota yang baru datang dari luar daerah,” tutupnya. 

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.