Bertemu Pemimpin Druze Lebanon, Al-Sharaa Jamin Hak Minoritas di Suriah
DAMASKUS, inibalikpapan.com – Penguasa de facto Suriah Ahmed al-Sharaa menjamu pemimpin Druze Lebanon Walid Jumblatt pada Minggu 22 Desember 2024.
Pertemuan ini sebagai upaya meyakinkan kaum minoritas bahwa mereka dapatkan perlindungan pasca pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) memimpin penggulingan Bashar al-Assad dua minggu lalu.
Sharaa mengatakan tidak ada sekte yang akan terkucilkan di Suriah dalam apa yang ia gambarkan sebagai era baru yang jauh dari sektarianisme.
Sharaa memimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Islamis, kelompok utama yang memaksa Assad keluar pada tanggal 8 Desember.
Beberapa warga Suriah dan kekuatan asing khawatir ia mungkin memaksakan pemerintahan Islam yang ketat di negara dengan banyak kelompok minoritas seperti Druze, Kurdi, Kristen, dan Alawi.
“Kami bangga dengan budaya kami, agama kami dan Islam kami. Menjadi bagian dari lingkungan Islam tidak berarti mengecualikan sekte lain. Sebaliknya, adalah tugas kami untuk lindungi mereka,” katanya selama pertemuan dengan Jumblatt, tayang secara live di televisi nasional Lebanon.
Jumblatt adalah seorang politikus veteran dan pemimpin Druze terkemuka. Pada pertemuan itu, ia mengatakan penggulingan Assad akan membawa hubungan konstruktif baru antara Lebanon dan Suriah.
Sekte Druze di Suriah
Druze adalah minoritas Arab yang mempraktikkan syariat Islam.
Sharaa, mengenakan jas dan dasi dan bukan lagi seragam militer semasa pemberontakannya, juga mengatakan dia akan mengirim delegasi pemerintah ke kota Druze barat daya Sweida.
Ia berjanji kepada pemimpin Druze Lebanon ini untuk menyediakan layanan kepada komunitasnya dan menyoroti keragaman sekte yang kaya di Suriah.
Berusaha untuk meredakan kekhawatiran tentang masa depan Suriah, Sharaa telah menjamu banyak pengunjung asing dalam beberapa hari terakhir.
Ia telah berjanji untuk memprioritaskan pembangunan kembali Suriah, yang hancur oleh perang saudara selama 13 tahun.
Sumber: Reuters
BACA JUGA