BPDPKS dan Ditjenbun Gandeng LPP Agro Nusantara Mengadakan Pelatihan ISPO Angkatan I Bagi Pekebun Sawit Kabupaten Paser
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Data terbaru Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa luasan kebun kelapa sawit di Indonesia mengalami kenaikan.
Di tahun 2023, Kementerian Pertanian menyatakan total luas perkebunan kelapa sawit naik menjadi 16,38 juta hektar.
Pemerintah sendiri menargetkan capaian produksi Crude Palm Oil (CPO) mencapai Rp 100 juta pada tahun 2040.
Hal ini tentu menjadi target yang harus dicapai oleh seluruh pelaku bisnis kelapa sawit di Indonesia, tidak terkecuali pekebun rakyat.
Optimalisasi Peran Pekebun Rakyat
Untuk mendukung optimalisasi peran pekebun rakyat, Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengadakan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit.
Program yang bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian ini menyasar pekebun sawit di berbagai daerah penghasil kelapa sawit.
Berdasar Data Rekomendasi Teknis yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Perkebunan, pekebun sawit akan direkomendasikan mengikuti pelatihan yang telah disediakan.
Salah satunya adalah Pelatihan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Pelatihan ini merupakan pelatihan angkatan ke 1 dan diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari Kabupaten Paser. Diadakan di Golden Tulip Hotel &Suites Balikpapan. Yang berlangsung dari 23 hingga 28 Mei 2024.
Dengan menghadirkan Kepala Dinas Perkebunan & Peternakan Kabupaten Paser Djoko Buwono, S.P.,M.Si, Kepala Bidang Sarpras Dinas Perkebunan & Peternakan Kab. Paser Rusdiansyah,S.T serta Perwakilan Manajemen LPP Agro Nusantara Sulthon Parinduri,S.P.,M.Si.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Paser Djoko Buwono
mengatakan, kegiatan ini patut diapresiasi karena melibatkan banyak pekebun yang ada di Kabupaten Paser. Dengan jumlah peserta pelatihan mencapai total 59 peserta dari ISPO 1 dan ISPO 2.
“Kegiatan ISPO ini menjadi yang ketiga bersama Pekebun. Dan yang pertama di Paser bersama dengan LPP Agro Nusantara,” ujar Djoko Buwono.
Ada pekebun empat desa dilibatkan yakni tajur, suyuran baru, bukit selokan, dan kayu musari.
“Mudah-mudahan merea bisa mengikuti pelatihan sampai selesai, selama 6 hari kedepan,” harapnya.
Pelatihan ISPO Didukung BPDPKS
Djoko juga mengungkapkan kesiapan Kabupaten Paser untuk melaksanakan rekomendasi teknis pada bulan Juni 2024, sesuai dengan arahan dari Direktorat Jenderal Perkebunan sebelumnya.
Pelaksanaan program pelatihan ISPO ini didukung BPDPKS, yang merupakan unit organisasi noneselon di bawah Menteri Keuangan. BPDPKS bertanggung jawab dalam pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 61 tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit
Sejauh ini, Pemkab Paser telah melakukan peremajaan sawit (replanting) seluas 7.435 hektar lahan swadaya, dalam periode 2017 hingga 2023 yang anggarannya bersumber dari BPDPKS sementara secara mandiri 100 hektar.
“Total keseluruhan luas area perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Paser mencapai 201.168,42 hektar,” tambahnya.
Disbunak Paser, kini tengah berfokus memberikan penyadaran kepada masyarakat terkait manfaat adanya ISPO dan RSPO melalui sosialisasi berkelanjutan.
Terlebih, manfaat yang bisa didapatkan salah satunya yaitu data kebun kelapa sawit di Paser sudah semakin baik.
“Jika nantinya ada bantuan anggaran melalui APBN maka yang menjadi prioritas adalah petani dengan lahan yang telah terverifikasi,” ungkapnya.
Ditargetkan 2025 seluruh petani sudah memiliki sertifikat ISPO sesuai mandatori undang-undang.
“InshAllah kami targetkan sebelum tahun 2025 sudah tuntas, jadi kelembagaan pekebun yang ikut PSR sekitar 7,435 kita akan habiskan untuk sertifikasi ISPO,” tutur Djoko.
Bantu Program Pelatihan
Sementara itu, Perwakilan Manajemen LPP Agro Nusantara Sulthon Parinduri mengatakan, LPP Agro sebagai lembaga pendidikan perkebunan yang berkantor pusat di Jogjakarta. Dan LPP ini memiliki dua kampus ada yang di Jogja dan Medan.
LPP Agro diberi amanah oleh Direktorat Jenderal Perkebunan berserta BPDPKS untuk menyelenggaran berapa program pelatihan yang diselenggarakan pada tahun ini.
“Saat ini sudah berjalan dibeberapa lokasi yakni Pekanbaru, Kaltim, dan di Pulau Sumatera dan Kalimantan,” akunya.
Pelatihan ini perlu dalam perkembangan perkebunan kelapa sawit memahami bahwa apa yang kita lakukan di dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Harus mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia. Salah satunya peraturan terkait dengan perkebunan yang berkelanjutan.
“Di dalan ISPO ada beberapa hal yang dibahas dan berproses untuk mendapati sertifikasi ISPO,” akunya.
Yang mana tujuan utama kegiatan ini menstandarisasi baik yang dikelola perusahaan perkebunan. Maupun yang dikelola oleh masyarakat yang belum memenuhi persyaratan mendapatkan sertifikat ISPO.
‘Maka dari itu pelatihan ini agar para pekebun memahami apa itu persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti dan menjalankan ISPO ini,” ujarnya.
Sulthon menambahkan, dengan mengikuti aturan yang berlaku maka perkebunan ada yang dari unjung Sumatera dampai Papua akan memiliki keunggulan yang sama.
Para peserta akan mendapatkan materi berupa pembelajaran teori di kelas misalnya mengenai kebijakan P&K ISPO, manajemen kebun, peluang dan tantangan implementasi ISPO, prosedur sertifikasi ISPO pekebun.
“Peserta juga berkesempatan melaksanakan praktik di lapangan mengenai materi terkait di PT Alam Jaya Persada, KPN Group dengan didampingi oleh subject matter expert yang berpengalaman dan kompeten di bidang tersebut,” akunya.
Program Pengembangan Sumber Daya
Untuk mencapai tujuan strategis bisnis kelapa sawit, pekebun sawit perlu mengelola kebun secara profesional, baik, terarah dan berprinsip keberlanjutan. Berfokus sebagai penggerak pengembangan industri khususnya bagi para pekebun swasta.
“Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit
didesain khusus untuk mengembangkan kemampuan dan kompetensi baik teknis dan non-teknis (manajerial) pekebun sawit,” ujarnya.
Beragam jenis pelatihan dari berbagai aspek dalam bisnis kelapa sawit mulai dari teknis budidaya tanaman, manajemen keuangan, pengembangan kelembagaan dan usaha hingga praktik bisnis berkelanjutan ditawarkan kepada para pekebun sawit.
Usaha ini juga menjadi cara untuk membangun dan mempersiapkan SDM industri sawit profesional baik di hulu maupun hilir.
“Fokus utama pengembangan bagi pekebun sawit adalah pemanfaatan lahan untuk
produktivitas maksimal. Itu mengapa pelatihan menyasar berbagai aspek, mulai dari pengetahuan, kemampuan praktik hingga peningkatan bisnis,” tambahnya.
Program LPP Terus Meningkat
SEVP Operation LPP Agro Nusantara. Setiap tahunnya berkontribusi LPP Agro Nusantara pada program ini terus meningkat.
Tahun ini LPP Agro Nusantara dipercaya BPDPKS menyelenggarakan 43 judul pelatihan dengan 11 jenis pelatihan. Jumlah kelas ini meningkat sebanyak 35 persen dibanding jumlah kelas di penyelenggaraan tahun 2023.
“Secara total, LPP Agro Nusantara melatih sejumlah 1.339 peserta secara bertahap dalam periode April –September 2024. Jumlah peserta ini merupakan 21 teknis dari total Data Rekomendasi Teknis,” akunya.
Adapun wilayah pelaksanaan pelatihan ini diadakan di 7 provinsi yaitu Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah yang terdiri dari 11 kabupaten.
Dengan angka tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan BPDPKS yang semakin besar pada kemampuan LPP Agro Nusantara untuk menyelenggarakan program ini.
BACA JUGA