Buah-Buahan Ini Mampu Menghasilkan Energi Listrik, Murid SD 006 Balteng Mempresentasikan dalam Program PINTAR

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — SD 006 Balikpapan Tengah patut bangga dengan Axelle Nareswara Dypasakti dan Nabila salsabilla Farony siswa kelas V ini dalam keikutsertaan Program PINTAR, yang digelar di gedung KNPI Balikpapan, Selasa (24/7/2019).

Axelle Nareswara Dypasakti dan Nabila salsabilla Farony memamparkan mengenai Energi Alternatif mewakili sekolahnya. siswa berprestasi ini mampu menjelaskan presentasi dengan lugas dan gamplang dalam presentasi yang cukup sederhana namun membuka mata kita bahwa banyak potensi yang dapat dikembangkan dalam pemanfaatkan energi alternatif.

Menurut Axelle ada beberapa bahan disekitar kita yang bisa digunakan sebagai sumber energi altenatif. Contohnya adalah kentang dan beberapa jenis buah lain menghasilkan energy listrik.

Selama ini masyarakat Indonesia dan dunia masih mengandalkan energy dari sumber daya alamyang tidak bisa diperbarui. Dalam paparannya, energi listrik adalah energi yang paling banyak digunakan oleh manusia. Energi listrik membantu manusia melakukan berbagai aktifitas.

Penggunaan energi listrik yang berlebihan berdampak pada ketersediaannya. Oleh sebab itu, kita bisa menggunakan energi alternatif untuk mengatasinya.

“Kita bisa menggunakan energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Apakah ada energi pengganti untuk energi listrik? Ada beberapa bahan disekitar kita yang bisa digunakan sebagai sumber energi altenatif. Contohnya adalah kentang dan beberapa jenis buah lain,” jelas Exelle yang dengan lugas memaparkan secara gamblang.

Untuk percobaan tentang sumber energi alternative kali ini murid SD 006 Balikpapan Tengah sudah membuat alat percobaan yang desain sedemikian rupa.

Alat dan Bahan berikutnya adalah kabel, paku, koin, kabel, penjepit buaya, cutter, dan lampu LED berukuran kecil. Bahan-bahan telah rangkaikan yakni kentang, jeruk nipis dan apel menjadi dua bagian. Kemudian tancapkan koin logam dan paku pada setiap potongan kentang, jeruk nipis dan apel.

“Hubungkan koin logam dengan paku pada bahan yang berbeda menggunakan kabel penjepit buaya. Lalu hubungkan dua ujung kabel penjepit buaya pada lampu LED. Nah mengapa lampu tersebut bisa menyala? Lampu menyala karena mendapat aliran listrik dari kentang, jeruk dan apel yang mengandung asam solanum,” jelasnya dalam paparan di panggung maupun di booth.

Tak heran paparan Exelle bersama Nabila mendapat banyak perhatian dan sambutan dari pengunjung dan pelajar yang hadir di gedung KNPI Balikpapan.

Booth SD 006 Balikpapan Tengah diserbu pengunjung

Lanjut Axelle, agar lampu dapat menyala lebih terang yang harus dilakukan yakni jika menambahkan kentang atau buah ke dalam rangkaian tersebut.

“Jika Buah kita ganti dengan buah mangga, apakah lampu masih dapat menyala? Mari kita buktikan bapak/ibu. Lampu masih dapat menyala karena buah mangga juga mengandung asam solanum seperti pada apel, jeruk dan kentang,”ucapnya dengan tepuk tangan.

“Lalu Jika lampu kita ganti dengan lampu yang berukuran lebih besar, apakah lampu dapat menyala? Mari kita buktikan bersama-sama Ternyata lampu yang berukuran lebih besar tidak dapat menyala, karena semakin besar lampu maka energi yang diperlukan juga semakin besar,” jelasnya.

Axelle dan Nabila mengakui dalam ilmu pengetahuan yang dipelajari dari guru pembimbing yakni guru Welda, Cintia, dan Wahyuni ini diketahui kentang dan beberapa jenis buahan mengandung asam solanum yang merupakan salah satu cairan yang tergolong cairan elektrolit seperti dalam aki yang dapat menghasilkan listrik, walaupun energi listrik yang dihasilkan berdaya rendah.

“Jadi selain bermanfaat untuk dikonsumsi, kentang, jeruk, dan apel juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternative. Kesimpulanya buah memiliki energi yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Misalnya jeruk, apel, dan kentang dapat digunakan sebagai energi pengganti sumber listrik. Hal itu ditandai dengan lampu LED yang menyala. Energi listrik yang dihasilkan merupakan energi listrik berdaya rendah,” tuturnya menutup presentasinya.

Program yang terselenggara kerjasama Dinas Pendidikan Balikpapan dan Kebudayaan Balikpapan, Kemenag Balikpapan dan Tanoto Foundation ini diikuti 24 sekolah di Balikpapan.

Mereka menampilkan berbagai kemampuan, inovasi dan kreativitas yang terangkum dalam PINTAR(Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran). Program ini dirancang sejak September 2018 lalu setelah pelatihan pembelajaran aktif, manajemen berbasis sekolah, budaya baca dan peran serta masyarakat yang diselenggarakan untuk sekolah mitra.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.