Bukan Semata Kurang Gizi, Begini Pandangan Anggota Fraksi PKS Iim Soal Penyebab Stunting
BALIKPAPAN– Iim Rahman- Anggota DPRD kota Balikpapan Fraksi PKS berpandangan penyebab stunting bukan semata faktor kurang gizi pada ibu hamil. Iim berujar, kasus stunting bisa didapati pada anak yang berasal dari keluarga mampu atau berada.
“Jadi saya bilang bukan karena gizi makanan. Banyak kok dia orang mampu, tapi anaknya mengalami stunting,” ujarnya saat silaturahmi dengan media di Kopi Namin, Sabtu (28/9/2024).
Kata Iim menjelaskan, ada satu faktor yang tidak terlihat yaitu kesehatan mental ibu hamil. Menurutnya meskipun sang calon ibu mengkonsumsi makanan sehat namun hati sedang tidak bahagia dan sedang terganggu kejiwaannya, maka efeknya anak bisa terlahir stunting.
Kata Iim, faktor utama cegah stunting adalah tentang bagaimana membahagiakan Ibu hamil. Caranya adalah sang suami atau calon ayah memperlakukan istri yang sedang hamil dengan baik.
Baca juga :
Menurut Iim perlu ada parenting khusus bagi calon ayah untuk membahas kiat mencegah stunting. Dalam Al-Quran, kata Lim, percakapan yang paling banyak dilakukan adalah percakapan antara anak dan ayah, bukan dengan ibu.
“Jadi ini yang ingin kita tularkan bersama, bagaimana lelaki perlakukan kita wanita yang sedang hamil. Ini yang ingin kita tularkan bersama dan akan menjadi program kami kedepan” ujar Iim yang akan duduk di Komisi IV DPRD Balikpapan.
“Kalau lelaki baik, perempuan hamil bahagia, akan lahir generasi yang baik. Itu yang ingin kita masyarakatkan bersama,” ujarnya menambahkan.
Butuh Anggaran Lebh Besar untuk Meningkatkan Skill SDM
Politisi PKS Balikpapan juga konsen pada persoalan sosial di Balikpapan, seperti pekerja lokal, pendidikan dan kesehatan.
Soal tenaga kerja, Iim bersyukur di Kota Balikpapan terdapat pryek nasional strategis yakni RDMP. belasan bahak puluhan ribu pekerja terserap. Hanya saja pekerja lokal yang terserap belum banyak karena dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki skill.
” Orang lokal pengennya tenaga kerja lokal tapi dari luar mereka minta maunya yang punya skill. Mau gak mau mereka ngambil dari luar. Untuk pemerataan seperti ini kita tidak serta merta,” ucap Iim.
Dukungan anggaran dari pemerintah kota juga sangat dibutuhkan untuk menciptakan pekerja terampil/skill.
Bercerita pengalaman soal itu, Iim yang pernah menjadi Manager CSR mengatakan perusahannya saat pandemi menggelontorkan Rp250 juta. Anggaran itu diperuntukkan bagi usaha kecil yang terimbas covid.
“Itu jual-jualan harian. itu yang riil yang bisa kita lakukan. sementara untuk ke pemerintah regulasi panjang tapi kita tetap suarakan agar, pekerjaan-pekerjaan itu yng dapat penduduk Balikpapan,” harapnya.
BACA JUGA