Bulog Kaltimra Maksimalkan Penyerapan Gabah, Harga Beras Jadi Tantangan

SAMARINDA, inibalikpapan.com – Perum Bulog Kantor Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra) terus mengupayakan penyerapan gabah petani guna menjaga ketahanan pangan dan stabilitas harga beras di wilayah tersebut. Sejak Januari, proses penyerapan berfokus pada Gabah Kering Panen (GKP) dari sejumlah daerah. Seperti Penajam Paser Utara (PPU), Samarinda, Tarakan, dan Berau.
Kepala Bulog Kaltimra, Mersi Windrayani, menyampaikan bahwa jumlah gabah yang telah terserap mencapai 3.277,055 ton. Ini mendekati target 1.797 ton setara beras.
“Saat ini, yang paling banyak terserap adalah GKP. Hingga kini, jumlah gabah yang telah terserap mencapai 3.277,055 ton, mendekati target kami yang sebesar 1.797 ton setara beras,” ujarnya.
Bulog menerapkan strategi jemput bola dengan langsung mendatangi petani di sawah. “Petani mengemas gabah dalam karung dan meletakkannya di pinggir sawah, kemudian kami yang akan menjemputnya,” tambahnya.
Namun, penyerapan beras masih menghadapi kendala, terutama terkait harga. Harga pokok pembelian (HPP) gabah yang pemerintah tetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram dengan kadar rendemen sekitar 50%. Dengan perhitungan tersebut, harga beras perkiraan berada di atas Rp12.000 per kilogram.
“Kami wajib membeli gabah dengan harga minimal Rp6.500 per kilogram. Tetapi di lapangan harga beras yang pasar inginka bisa mencapai di atas Rp9.500 per kilogram, sehingga terdapat ketimpangan harga yang menjadi tantangan tersendiri,” jelas Mersi.
Sejauh ini, wilayah PPU menjadi penyumbang gabah terbesar dengan 2.788,059 ton, kemudian Samarinda 225 ton, Berau 233 ton, dan Tarakan 29,792 ton.
Bulog Kaltimra memastikan pihaknya terus berkoordinasi dengan petani dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengoptimalkan penyerapan serta menjaga ketersediaan beras di masyarakat. “Kami terus berupaya agar kualitas gabah yang terserap memenuhi standar dan dapat konversi menjadi beras berkualitas baik,” pungkasnya.***
BACA JUGA