Cegah Ikan Layang Penyumbang Inflasi, Nelayan Butuh Tambahan Kuota Solar
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Balikpapan berharap agar pasokan Bahan Bakar Mesin (BBM) solar bersubsidi untuk para nelayan yang biasa disalurkan ke SPBN bisa ditambah pasokannya.
Kepala DP3 Kota Balikpapan, Heria Prisni mengatakan, adanya kekurangan pasokan BBM ini berimbah pada terutamanya hasil dari tangkapan ikan laut yang akan ikut menyumbang inflasi di Kota Balikpapan.
“Jadi mungkin permintaan kami BBM solar bersubsidi untuk nelayan kami ditambah kuotanya, yang mana usulan dari pada nelayan itu 630 ton perhari kami hanya dikasih 417 ton perhari atau hanya sekitar 60-70 persen itu saja keperluan nelayan kami dibantu untuk subsidi,” ujar Heria Prisni kepada Inibalikpapan.com, Jumat (22/4/2022).
Bahkan kata Heria, diawal tahun 2021 lalu pasokan BBM Bersubsudi hanya sekitar 315 ton perhari, yang mana saat ini para nelayan meminta agar ditambah kuotanya dan direspon baik oleh pihak terkait dengan adanya penambahan kuota untuk BBM solar bersubsidi.
“Mudahan nanti ada penambahan lagi, karena ini berdampak pada harga tangkapan ikan dari nelayan, kalau kami kekurangan BBM solar, otomatis mereka akan lari ke harga karena biaya produksi tinggi, harga akan naik,” akunya.
Meski begitilu pihaknya juga tidak akan tinggal diam, tetap bagaimana masyarakat ini tidak tergantungan dengan ikan tangkapan dari laut, oleh karena itu DP3 akan menggalakan budidaya untuk bibit-bibit ikan air tawar.
“Agar tidak tiap tahun selalu ikan layang yang menjadi penyumbang inflasi, biar masyarakar lari juga ke budidaya ikan ait tawar seperti lele, papuyu, nila, haruan untuk mengurangi ikan layang penyumbang inflasi di Balikpapan,” tuturnya.
Sementara itu, menghadapi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kota Balikpapan dihadapkan dengan beberapa tantangan, salah satunya di bidang pertanian. Dimana lahan pertanian terus berkurang di saat kebutuhan semakin meningkat.
“Menghadapi IKN kita menyadari untuk alih fungsi lahan sangat tinggi sekali, bahkan sebelum isu IKN saja sudah sangat tinggi sekali, lahan pertanian berubah menjadi lahan non pertanian,” ujarnya.
Namun, DP3 mempunyai solusi guna menghadapi tantangan tersebut, salah satunya adalah memaksimalkan lahan pekarangan di sekitar rumah untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian produktif.
“Lahan pertanian yang sempit, kami memaksimalkan lahan perkarangan-perjarangan di Balikpapan untuk bisa ditanami, program kami adalah Pangan Keluarga Mandiri Terpadu (Pagar Mantap) dan Perkarangan Pangan Lestari (P2L) yang mana kami dibantu dari Provinsi dan pusat untuk pendanaan,” terang Heria.
Saat ini sudah ada 16 lokasi yang dijadikan pilot project atau proyek percontohan di kota Balikpapan, dan ditargetkan pada akhir tahun 2024 sudah ada 34 pilot project yang tersebar di masing-masing kelurahan.
“Sudah ada 16 pilot project untuk itu, tetapi 16 ini yang dibantu, tapi banyak masyarakat yang sudah mulai dengan swadaya sendiri, kami bukan bermimpi, sudah sampai akhir tahun 2024 di 34 kelurahan sudah ada pilot projectnya Pagar Mantab atau kegiatan P2L,” pungkasnya.
BACA JUGA