Pemkot Balikpapan Formulasikan Subsidi Biaya Transportasi
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Dalam langkah menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencegah inflasi dan kenaikan harga pangan, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan akan mensubsidi biaya transportasi atau angkutan barang.
“Ada tiga pesan yang kami tangkap dalam pesan bapak Presiden dalam menyampaikan arahan di hari Kamis kemarin, pertama semua daerah untuk bisa menekan dan mengatasi inflasi di daerah masing-masing,” ujar Wali Kota Rahmad Mas’ud, usai rapat Forkompinda, Sabtu (01/10/2022).
Dia mengatakan, beberapa yang menyumbang inflasi diantaranya telur ayam. Sehingga Daerah diminta untuk membantu subsidi ongkos angkut dari daerah semisal dari Jawa ke Kaltim.
“Pemerintah Daerah bisa mensubsidi, contoh subsidi angkutan transportasi. Bapak Presiden menyampaikan kalau barang itu dari Jawa Barat atau Bogor ke Palembang, harus menambah biaya angkut karena mahal sehingga menekan biaya,” katanya.
Apalagi 99 persen pangan di Balikpapan didatangkan dari Jawa dan Sulawesi. Sehingga akan dirapatkan dengan instansi terkait rencana subsidi tersebut dalam rangka menjaga harga agar tidak melonjak.
“Itu daerah boleh mensubsidi ongkos angkutnya, ini yang akan kami bahas nanti. Karena rata-rata barang kita ini kan masuk dari luar,” ujarnya.
“Apakah nanti ada simulasi yang bisa kita jaga, stabilkan harga di Balikpapan. Kalau memang itu harus kita lakukan, itu akan kita lakukan,” tambahnya.
Kata dia, bisa menggunakan dana insentif daerah (DID) dari Pemerintah Pusat ataupun juga APBD. “Anggaran DID, bisa menggunakan APBD kita kalau untuk mensubsidi transportasi itu tadi,” ucapnya.
Termasuk juga untuk mendorong UMKM di daerah. Namun semua masih akan dibicarakan lebih lanjut. “Bantuan untuk UMKM nanti akan kita bicarakan, akan kita realisasikan,” tukasnya.
Pemkot Balikpapan tampaknya harus memberi perhatian lebih terhadap tren inflasi di wilayahnya. Sebab, pada Juli lalu sudah berada di atas target yang ditetapkan Bank Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juli 2022 di Balikpapan sebesar 0,73 persen. Inflasi kalender (year to date) sebesar 4,59 persen dan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 5,73 persen.
“Posisi inflasi kita sudah di atas target BI, secara tahun kalender sudah 4,59 (year to date) atau seperti tahun-tahun sebelum Covid-19,” ucap Kepala BPS Balikpapan Mustaqim.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga. Yang ditunjukkan oleh naiknya delapan indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,71 persen.
Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen; perumahan, air listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,62 persen; perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,19 persen; kesehatan sebesar 0,25 persen; transportasi sebesar 1,99 persen; pendidikan sebesar 2,96 persen serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,92 persen.
Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya serta penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan indeks harga.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap terjadinya inflasi adalah bawang merah yang mengalami kenaikan indeks harga sebesar 53,6 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,1996 persen. Dari pengamatan di pasar tradisional, beberapa komoditas sayuran mengalami naik-turun harga. Bawang merah pada beberapa bulan lalu mencapai Rp 60 ribu per kg, sekarang Rp 45–55 ribu.
Diikuti oleh angkutan udara yang mengalami kenaikan indeks harga sebesar 8,68 persen dengan andil sebesar 0,1764 persen. Ada pula cabai rawit yang mengalami kenaikan indeks harga sebesar 13,28 persen dengan andil sebesar 0,0778 persen.
“Cabai rawit sempat jadi pembicaraan hangat karena harganya yang terus melejit hingga Rp 200 ribu, itu cukup menyita perhatian seperti halnya naiknya harga minyak goreng juga,” ucap Mustaqim.
BACA JUGA