Cerita Wali Kota Balikpapan, Ada yang Ambil Uang BST Pakai Mobil, Ada Juga PNS

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com –Penyaluran bantuan sosial tunai (BST) sebera Rp 600 ribu di Kota Balikpapan baru sekitar 78 persen atau dari 11.330 keluarga penerima manfaat (KPM) yang baru disalurkan sebanyak 8.702 atau masih ada 2.428 yang belum disalurkan.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, sengaja menahan sebanyak 2.000-an KPM yang namanya masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai keluarga tak mampu. Namun justru laporan yang diterima, adalah keluarga mampu.

“Sebenarnya ada yang kita tahan, ada sekarang yang 2000-an sebagian yang belum kita cairkan.“Oh itu Pak rumahnya bagus” jadi kita tahan,” ujarnya, Rabu (03/06)

Menurutnya, laporan yang dia terima bahkan ada yang memiliki mobil dan memiliki rumah yang bagus. Termasuk juga ada yang statusnya pegawai negeri sipil (PNS). Selain itu ada juga yang telah meningga dan ada yang alamatnya tidak jelas.

“Ada yang kita tahan 2.000-an itu karena rumahnya bagus dia pakai mobil, ada yang pegawai negeri, gak boleh pegawai negeri kita tahan. Ada yang sudah meninggal dunia, alamatnya tidak jelas,” ujarnya.

Termasuk da juga yang menolak menerima bantuan dan sengaja mengembalikannya, karena merasa mampu. Rizal pun mengapresiasi  warga yang mengembalikan bantuan karena  merasa mampu. Sehingga bisa disalurkan ke lain.

“Karena kemarin ada juga yang ambil BST ke tempat pengambilan pakai mobil berarti sudah mampu kan, kalau sudah mampu mundurlah,” ujarnya.

Sementara bagi masyarakat tidak mampu yang merasa layak menerima bantuan sosial tunai, diminta melapor nanti akan diusulkan ke Pemerintah Pusat. Lapor saya, nanti Pak Lurah akan cek. Nanti kita usulkan,” ujarnya.

“Ini data (DTKS) setiap 3 bulan kita perbaiki. Laporan kan saja ke saya, nanti kita cek, nomor saya 0811540278. Kalau gak tembus di RT lapor ke Pak Wali nanti kita cek,”

Sementara untuk pembagian sembako dari Pemerintah Kota Balikpapan, Rizal mengatakan, kemungkinan pada pertengahan bulan ini. Dia meminta warga melaporkan ke RT setempat bagi yang terdampak covid-19.

“Kalau gak mempan di Pak RT, lapor ke saya atau ke Pak lurah. Karena ada juga yang lapor, itu keluarganya saja yang diselamatkan Pak RT,” ujarnya.

“Tapi ada juga Pak RT bilang itu warganya kalau diajak gotong-royong malas, tapi kalu sembako cepat. Gotong royong Cuma 2-3 orang begitu sembako semua daftar.”

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.