Chevron Beri Pilihan Karyawannya Pensiun Dini Atau Mengundurkan Diri Plus Insentif

Kantor Chevron di Pasir Ridge Balikpapan, insert anjungan.(foto: andi)

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com -Chevron melalui anak perusahannya, Chevron Indonesia Company (CICO), memberikan pilihan kepada karyawannya untuk pensiun diri atau mengundurkan diri terkait tidak diperpanjangnya Production Sharing Contract  (PSC)  yang akan berakhir pada 24 Oktober 2018.

Menurut Dony Indrawan Corporate Communication Manager CICO dalam jawabannya melalui surat elektronik yang diterima Inibalikpapan.Com Jumat (19/02/2016) menjelaskan untuk mendukung penyelarasan ukuran organisasi dan keberhasilan proses transformasi, CICO menjalankan Program Pengelolaan Tenaga Kerja (Workforce Management/WFM Program) yang mencakup seluruh karyawan nasional Chevron di Indonesia.

“Program WFM memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mempertimbangan program pensiun dini atau pengunduran diri secara sukarela dan mendapatkan tambahan insentif, di samping kompensasi dan manfaat dasar seperti digariskan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB),” kata Dony.

Dijelaskannya, keputusan atas PSC East Kalimantan ini terpisah dan tidak berhubungan dengan proyek Transformasi. Proyek Transformasi bertujuan untuk mendukung organisasi Chevron di Indonesia bertransformasi menjadi unit bisnis yang fleksibel, efisien dan berdaya saing. Proyek tersebut mencakup kajian yang meliputi proses bisnis, alur kerja, sistem, kebijakan, infrastruktur, dan organisasi.

Sebagai operator bagi Pemerintah Indonesia, Chevron berkomitmen menjaga operasi migas dan panas bumi yang selamat, efektif, efisien dan andal dalam rangka menghasilkan energi untuk Indonesia. Melalui proyek Transformasi, Chevron berhasil mengidentifikasi model bisnis dan operasional yang lebih fleksibel, efisien dan kompetitif dalam menghadapi lingkungan bisnis saat ini dan masa mendatang.

“Dengan model bisnis dan operasional yang baru, kami bekerja secara cermat untuk menyelaraskan ukuran dan struktur organisasi untuk menjaga daya saing dari bisnis Chevron saat ini dan masa mendatang,” katanya.

BUKAN AKIBAT HARGA MINYAK DUNIA

Sementara itu terkait tidak diperpanjangnnya PSC di Indonesia, Dony menjelaskan keputusan ini didasarkan pada kesimpulan bahwa peluang-peluang yang ada di PSC East Kalimantan tidak kompetitif dalam protfolion global Chevron.

“Keputusan ini tidak didasarkan pada harga minyak saat ini. Keputusan ini tidak mempengaruhi komitmen kami untuk meneruskan sejarah 90 tahun kemitraan di Indonesia atau menjalankan proyek-proyek strategis seperti proyek Indonesia Deepwater Development (IDD),” katanya.

CICO telah mengelola Production Sharing Contract (PSC) East Kalimantan (EKAL) dan menyediakan suplai gas yang berkelanjutan kepada aset strategis Indonesia termasuk Kilang LNG Bontang dan Kilang Balikpapan.

“CICO tidak akan mengajukan perpanjangan PSC EKAL dan akan mengembalikan aset tersebut kepada Pemerintah Indonesia pada tanggal 24 Oktober 2018,” tambah Dony sembari mengatakan tahun lalu, produksi gas PSC East Kalimantan sekitar 60-70 MMCFD dan minyak mentah sekitar 20 ribu BOPD.

7000 KARYAWAN DI INDONESIA

Sementara itu, seperti yang dirilis dalam www.chevronindonesia.com, Chevron adalah salah satu perusahaan energi terintegrasi terdepan di dunia dengan anak anak perusahaan yang beroperasi di seluruh dunia. Di Indonesia, Chevron adalah penghasil minyak terbesar melalui sejumlah operasi di Sumatera, Kalimantan Timur, serta menjadi penghasil utama energi panas bumi melalui dua wilayah operasi di Jawa Barat.

Dalam operasinya, Chevron didukung oleh lebih dari 7.000 karyawan handal dan 32.000 karyawan mitra. Lebih dari 97% karyawannya adalah tenaga kerja nasional Indonesia.

Selama lebih dari 5 dekade, Chevron telah menghasilkan lebih dari 12 miliar barel minyak dari lapangan minyak darat kami di Riau, Sumatera dan lapangan migas lepas pantai di Kalimantan Timur.

Langkah besar pertama Chevron di Indonesia dimulai pada tahun 1924, ketika Standard Oil Company of California atau Socal, kini Chevron, mengirimkan ekspedisi geologi ke Pulau Sumatera.

Chevron memulai operasi di Kalimantan Timur pada tahun 1968, saat bersamaan dengan penandatangan kontrak kerja sama yang melingkupi area konsesi darat dan lepas pantai. Saat ini, operasi Chevron di Kalimantan Timur mencakup tiga wilayah utama: North Area, South Area dan West Seno.

Di wilayah North Area salah satu lapangan migas yang kami operasikan adalah Lapangan Attaka, yang merupakan lapangan lepas pantai terbesar di Indonesia. Minyak mentah dan gas alam yang dihasilkan di North Area diproses di Terminal Santan. Sementara gas alam juga diangkut ke kilang LNG Bontang.

Di South Area, kami megoperasikan Lapangan Sepinggan dan Lapangan Yakin, Terminal Lawe-Lawe, dan Penajam Supply Base. Minyak dan gas dari South Area di proses di Terminal Lawe Lawe.  Ditemukannya Lapangan West Seno, menandai dimulainya babak baru dalam pengembangan energi di Indonesia yakni pengembangan minyak dan gas alam laut dalam (deepwater development).

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.