Dalam Setahun Terakhir KontraS Mencatat Terjadi 59 Kasus Kekerasan yang Melibatkan Oknum TNI

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) / logo / KontraS

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Sepanjang Oktober 2022 hingga September 2023, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat setidaknya telah terjadi 59 kasus kekerasan yang melibatkan oknum prajurit TNI 

Hal itu disampaikan Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya dalam konferensi pers di kantor KontraS, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023). Kasus kekerasan yang terjadi berupa penyiksaan, penganiayaan, penculikan dan penembakan.

Arya menerangkan angka yang dijabarkan belum menjelaskan keseluruhan kasus yang sebenarnya terjadi di masyarakat. Namun, banyaknya kasus itu menandakan kultur kekerasan masih sangat erat dengan TNI.

“Berdasarkan penelusuran kami, setidaknya telah terjadi sebanyak 59 peristiwa kekerasan oleh anggota TNI pada periode tersebut,” kata Dimas dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com

Dari 59 kasus tersebut, yakni 32 kasus penganiayaan, 15 kasus intimidasi, 11 kasus penyiksaan, 3 kasus penembakan, 5 kasus kekerasan seksual, 2 kasus penghukuman tidak manusiawi, 4 kasus penculikan hingga 2 kasus penangkapan di luar hukum.

Dalam catatan KontraS, setidaknya ada 70 korban mengalami luka-luka dan 14 orang tewas akibat perbuatan prajurit TNI. KontraS mencatat puluhan kasus dari tiga matra yang ada di TNI.

Temuan KontraS menunjukan sebanyak 49 peristiwa kekerasan melibatkan prajurit TNI Angkatan Darat (AD), 6 peristiwa di TNI Angkatan Laut (AL), dan 4 peristiwa di TNI Angkatan Udara (AU).

“Sama halnya seperti yang tercatat dalam temuan kami di tahun-tahun sebelumnya, TNI AD kembali menjadi aktor dominan dalam tindakan kekerasan oleh TNI,” ujarnya.

KontraS mengambil salah satu contoh kasus kekerasan oleh prajurit TNI yang disebabkan oleh hal receh. Salah satunya terjadi di Pulau Morotai, Maluku Utara pada 24 November 2022.

Dilaporkan ada seorang mahasiswa dianiaya oleh anggota TNI hanya karena mengambil 4 biji cabai. Korban EF mengaku, dipukuli hingga diikat di pohon.

“Dalam peristiwa ini, korban EF mengaku wajahnya dipukuli hingga lebam, perutnya disodok dengan potongan kayu, hingga kemudian tubuhnya diikat di sebuah pohon alpukat,” ujarnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.