Dalam Setahun Terjadi Dua Kali Kebakaran di Kilang Cilacap
JAKARTA, Inibalikpapan.com -Dalam setahun terjadi dua kali kebakaran di Kilang Cilacap. Kebakaran pertama terjadi pada 11 Juni 2021 lalu, sekitar pukul 19.45 WIB
Peristiwa kebakaran itu terjadi pada tangki T39 yang berisi benzena untuk produk dasar petrokimia. Pada saat terbakar, tangki di area bundwall hanya berisikan sepertiga produk benzena atau sebanyak 1.100 barel dari kapasitas tangki 3.000 barel.
Lalu kebakaran kedua terjadi pada Sabtu (13/11) 2021) sekitar pukul 19.10 WIB yakni pada tangki 36-102. Namun sudah direlokasi melalui penanganan intensif dan defensif.
“Tangki ini berisi komponen produk Pertalite sebanyak 31 ribu kiloliter,” General Manager Kilang Cilacap Eko Sunarno dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com
Ketika terjadi kebakaran, Pertamina langsung melakukan alih tangki komponen produk Pertalite yang tidak terbakar di tangki 36 T-101 ke Terminal BBM Lomanis.
Dalam upaya memadamkan api, perseroan menggunakan foam monitor dengan kapasitas penuh, water sprinkel, dan truk pemadam agar api tak menyebar ke tangki-tangki lain.
Sedangkan upaya pemadaman secara offensive dilakukan dengan mengerahkan sekitar 50 personel dari Tim Bantuan Keadaan Darurat (TBKD) dan 30 personel pemadam dari internal Pertamina.
Perseroan juga melakukan koordinasi dengan TNI dan Polri untuk pengamanan kondisi di lokasi sekitar area kejadian.
Berdasarkan penuturan warga yang berada di sekitar lokasi kejadian, insiden kebakaran itu terjadi saat hujan lebat disertai petir.
Selang beberapa menit kemudian, aliran listrik padam yang membuat kondisi menjadi gelap gulita.
Rekaman video dan foto kobaran api yang melahap tangki berisi komponen produk Pertalite itu menyebar luas di berbagai media sosial.
Kilang Cilacap merupakan satu dari enam Kilang Pertamina dan kapasitas pengolahan 270 ribu barel per hari.
Kilang ini memiliki sekitar 200 tangki untuk menampung crude yang akan diolah, gas serta BBM hasil pengolahan minyak mentah.
Kilang Cilacap juga bernilai strategis karena memasok 44 persen kebutuhan bahan bakar minyak nasional dan 75 persen kebutuhan bahan bakar di pulau Jawa.
Selain itu, kilang ini merupakan satu-satunya kilang di Tanah Air yang memproduksi aspal dan base oil.
Suara.com/antara
BACA JUGA