Dampak Efisiensi, Pengaruhi Retribusi Sektor Pariwisata dan Perhotelan

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Dampak adanya kebijakan efisiensi anggaran yang baru dikeluarkan Presiden Indonesia diprediksi akan berimbas pada penerimaan retribusi daerah di Balikpapan.
Kepala Badan Pengelola Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kota Balikpapan (BPPDRD), Idham Mustari, mengungkapkan bahwa sektor-sektor utama seperti pariwisata, hotel, dan restoran. Bakal merasakan dampak signifikan akibat kebijakan tersebut.
Idham menjelaskan bahwa pengurangan anggaran besar-besaran dalam berbagai kegiatan, seperti acara besar dan seminar yang melibatkan peserta dari luar daerah, merupakan bagian dari kebijakan efisiensi.
Banyak sektor, terutama pariwisata dan perhotelan, yang selama ini sangat bergantung pada kegiatan tersebut, kini harus siap menghadapi penurunan pemasukan yang cukup besar.
Selama ini, Balikpapan dikenal sebagai tuan rumah bagi berbagai konferensi, seminar, serta acara dinas besar yang dihadiri banyak peserta dari luar kota.
Kegiatan-kegiatan semacam ini tidak hanya mendatangkan pendapatan bagi sektor perhotelan, tetapi juga menyumbang pada kas retribusi daerah. Namun, dengan adanya pengurangan aktivitas tersebut, sektor-sektor yang bergantung padanya dipastikan akan merasakan dampak.
“Acara besar ini selalu menjadi salah satu sumber utama pendapatan untuk sektor pariwisata dan perhotelan. Tanpa acara seperti itu, pemasukan dari kedua sektor ini tentu akan menurun,” katanya.
Sektor pariwisata, lanjutnya, menjadi yang paling terpengaruh. Berkurangnya acara besar akan menyebabkan berkurangnya jumlah wisatawan yang datang ke Balikpapan. Dampaknya, acara besar yang biasa dihadiri peserta dari luar daerah. Termasuk seminar dan konferensi, juga akan menurunkan jumlah pengunjung kota ini.
Tak hanya pariwisata, sektor perhotelan di Balikpapan pun tak luput dari dampak tersebut. Beberapa hotel yang biasanya dipenuhi oleh tamu yang datang untuk acara besar kini melaporkan penurunan tingkat hunian kamar yang signifikan. Bahkan, sejumlah hotel mengaku jumlah tamu mereka menurun dalam beberapa bulan terakhir.
“Hotel-hotel di Balikpapan sekarang lebih sepi, dengan tingkat hunian yang menurun drastis. Ini jelas berpengaruh terhadap pemasukan dari sektor pariwisata dan perhotelan,” tambah Idham.
Gali Potensi Lokal
Meski sektor-sektor ini menghadapi tantangan besar, Idham tetap optimis bahwa Balikpapan dapat beradaptasi dengan situasi ini. Ia menyarankan agar sektor perhotelan dan pariwisata bisa lebih inovatif untuk tetap bertahan.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan potensi pariwisata lokal yang lebih terjangkau, serta menggelar acara yang lebih kecil namun tetap menarik bagi wisatawan.
Idham juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dan media digital untuk memperluas jangkauan promosi. Dengan memanfaatkan platform online, sektor perhotelan dan pariwisata bisa tetap menjangkau audiens yang lebih luas meskipun dalam skala yang lebih kecil.
Walaupun dampak kebijakan efisiensi anggaran ini dirasakan dalam jangka pendek, Idham berharap situasi ini akan membaik seiring waktu. Ia mengimbau kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengatasi dampak tersebut.
Pemerintah Kota Balikpapan diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang mendukung sektor-sektor terdampak. Seperti insentif dan program promosi untuk sektor perhotelan dan pariwisata.
Pemerintah daerah juga merencanakan peningkatan kualitas destinasi wisata lokal serta memperkenalkan program-program baru yang lebih menarik untuk wisatawan domestik, guna menjaga perputaran ekonomi di tengah kondisi yang lebih sulit.
Secara keseluruhan, meski kebijakan efisiensi anggaran ini memberikan tantangan bagi beberapa sektor penting di Balikpapan. Strategi adaptasi yang tepat dapat membantu sektor-sektor tersebut bertahan dan memulihkan ekonomi daerah dalam jangka panjang.***
BACA JUGA