Dampak El Nino, DP3 Balikpapan Pastikan Pasokan Sayur Mayur Masih Aman
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Imbas perubahan cuaca akibat El Nino di Balikpapan, hingga awal Agustus ini belum berdampak besar atas pasokan sayur mayur.
Berdasarkan data Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan, pasokan sayur mayur dataran rendah seperti bayam, kangkung, daun singkong, cabai, pare, terong, mentimun, pepaya pisang, tomat dan lainnya dihasilkan oleh petani Balikpapan, jadi belum terdampak perubahan musim panas saat ini. Hal ini disampaikan Kepala DP3 Balikpapan, Ir Sri Wahjuningsih.
Selain itu, pada data konsumsi bulan Juni untuk produksi sektor peternakan, di Balikpapan khususnya untuk daging ayam dan daging sapi sudah melampaui pasokan, apabila disandingkan dengan data konsumen bulanan masyarakat di kota Balikpapan.
“Sedangkan untuk telor ayam ras masih kondisi defisit, demikian juga daging sapi. Artinya pasokan di Balikpapan tetap mendatangkan dari luar daerah seperti Blitar, Bali, Sulawesi, Jawa, dan lainnya,” ujar Sri Wahyuningsih, Kamis (10/8/2023).
Sementata itu untuk produksi tanaman pangan dan hortikultura di kota Balikpapan lebih fokus untuk tanaman dataran rendah, sedangkan untuk jenis tanaman dataran tinggi kita masih mendatangkan dari daerah luar Balikpapan.
“Tanaman dataran tinggi itu seperti wortel kentang brokoli, apel, buncis didatangkan dari luar kota Balikpapan,” jelas wanita yang akrab disapa Yuyun ini.
Jadi dalam rangka untuk menjamin ketersediaan bahan pangan dan hortikultura di kota Balikpapan sebagian jenis-jenisnya masih harus mengandalkan dari daerah lain di luar Balikpapan seperti PPU, Kukar, Sulawesi, Bali dan Jawa.
Diinformasikan Yuyun kembali, bahwa Balikpapan patut bangga, karena telah melaksanakan panen padi di wilayah Teritip.
“Dan itupun dalam luasan kawasan yang tidak besar, dan juga sudah habis terjual untuk wilayah Teritip saja dengan nama Beras Beruang Madu dan saat ini belum musim tanam kembali,” terangnya. Sehingga pasokan beras kota masih mengandalkan pasokan dari luar daerah.
“Namun kota Balikpapan telah memiliki cadangan pangan Pemkot berupa beras sebanyak 35 ton yang kami tempatkan di BULOG untuk antisipasi terjadinya kondisi kerawanan pangan berbasis beras,” tambah Yuyun.
Untuk itulah Pemkot juga melalui peran Dinas Perdagangan, menjalin kerjasama dengan daerah lain untuk mencukupi pasokan pangan di Balikpapan.
Pihaknya juga menyebutkan, bahwa kondisi pasokan ke Balikpapan yang perlu diantisipasi adalah kalau gangguan dengan tingginya gelombang laut, yang biasanya membuat kapal-kapal pengangkut bahan pangan dari luar daerah juga terdampak.
“Kami harapkan semoga pada bulan Agustus dan September ini, tidak terjadi,” pungkasnya.
Sedangkan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Statiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, mencatat fenomena El Nino terjadi di Kalimantan Timur.
Demikian disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I (SAMS) Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto.
Ia menjelaskan, El Nino merupakan suatu fenomena alam yakni adanya pemanasan Suhu Muka Laut (SML) melebihi kondisi normal, yang terjadi di Pasifik bagian Tengah.
Artinya kalau suhu muka laut itu hangat, itu akan menyebabkan tekanan rendah.
“Sementara jika suhu muka lautnya dingin, maka tekanannya tinggi,” ujar Kukuh.
Kukuh menguraikan jika di dataran terdapat air yang mengalirkan ke arah yang lebih rendah, maka di atmosfer juga demikian.
Yakni uap air juga akan mengalir ke arah tekanan yang lebih rendah.
“Artinya bahwa uap air yang ada di sekitar Indonesia itu ketarik ke arah Timur, ke arah Amerika sana. Sehingga uap air yang ada di Indonesia itu jadi berkurang,” ucap Kukuh.
BACA JUGA