Dari Otodidak, ASN Pemkot Manfaatkan PLTS Di Rumah
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Ditengah kebutuhan-kebutuhan yang semakin banyak dan ditambah harga-harga bahan pokok semakin naik, warga tentu harus berpikir ulang agar bisa berhemat.
Hal inilah yang dilakukan Mukminin (52) yang kesehariannya bekerja sebagai ASN sopir di Bagian Umum Sekdakot Balikpapan. Bermodal sering nonton Youtube dan keinginan tahuan yang tinggi, membuat Mukminin mencoba hal baru dengan menggeluti panel surya.
“Saya ini korban youtube mas, yang awalnya gak mengerti atau istilahnya otodidak, gak ngerti elektronik tapi karena sudah kecanduan mau gak mau mendalami panel surya,” ujar Mukminin kepada Inibalikpapan.com, Jumat (9/12/2022).
Sebelum mengenal panel surya, Mukminin terlebih dahulu sudah menggeluti pembuatan alat inverter yang mengubah arus searah (DC) menjadi alternating current (AC), dimana bermula kala tahun 2009 Kota Balikpapan masih dilanda pemadaman listrik bergilir.
“Itu gak lama main diinverter, setelah itu saya sempat stop,” akunya.
Barulah diawal tahun 2018, Mukminin tahu dari media lokal dan media sosial jika ada orang lokal Balikpapan yang menjual inverter yang bergaransi 5 tahun dengan listrik menggunakan tenaga surya (panel surya).
“Dari situ saya iseng-iseng pingin tahu. Mulaiah bermain lagi dengan inverter yang tadinya menggunakan listrik sebagai case baterai untuk persiapan mati lampu, berubah dengan menggunakan panel surya,” kata pria ramah ini.
Awal mula mengenal panel surya, Mukminin hanya punya satu lembar panel surya ukuran kecil 105 cm x 60 cm yang 100 watt, yang mana untuk mengisi baterai dengan panel yang cuma ada satu lembar kurang. Akhirnya dirinya mencoba tambah lagi panel surya, tapi zaman itu belum mengenal komunitas sehingga untuk komunikasi agak susah.
Pada awal tahun 2019 Mukminin kenal orang lokal Balikpapan yang sudah lama menggunakan panel surya. Justru orang itu malah menggunakan panel surya sudah sejak dimana Kota Balikpapan sering mati lampu di 2009 lalu.
“Namanya Pak Sumarno, beliau tinggal di kawasan Batakan, Balikpapan Timur, disitu saya komunikasi, diajari dan diinfokan kalau di medsos ada komunitas panel surya, dan beliau minta saya untuk gabung,” jelasnya.
Selang itu keinginan untuk lebih tahu tentang panel surya semakin tinggi dan malah seperti ketagihan.
“Yang dikomunitas panel surya malah mainnya dengan arus yang lebih tinggi mulai 12 volt, 24 volt, 36 volt, 48 volt dengan sistem DC, sementara saya mainnya masih di arus kecil 12 volt,” akunya.
Untuk sekarang, Mukminin mengaku sudah menggunakan PLTS dengan kapasitas 1.300 Watt Peak. Untuk panel surya ukuran 100 Watt Peak (WP) ada 6 lembar. Sedangkan 335 WP, Mukminin menggunakan 2 lembar, panel surya dengan ukuran sekitar panjang 110 cm x 210 cm.
“Saya sendiri di panel surya main 3 seri 2 parelel 100 WP, total hampir 600 WP yang jika posisi cerah bisa menghasilkan 500-550 watt atau 90 persen efisiennya jika dibandingkan mengguna PLN,” akunya.
Di rumah Mukminin saat ini menggunakan daya listrik 2200 watt/10 VA. Data ini dipergunakan untuk membackup jika produksi dari panel surya kurang. Selain itu di rumahnya juga sudah menggunakan sistem Automatic Transfer Swicth (ATS).
“Kalau mati lampu tidak pernah tahu, pasalnya tanpa ada jeda tau kedip waktu pergantian dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ke PLN,” ucap bapak 3 anak ini.
Terkait Komunitas Panel Surya, kata Mukminin di Kota Balikpapan ada 10 orang yang aktif bisa jumlahnya banyak dalam komunitas, 10 orang itu yang bisa diajak kumpul dan komunikasi yang notabene di rumahnya sudah juga sudah terpasang panel surya. “Jadi kita sharing jika ada kendala untuk bersama-sama mencari solusinya,” ujarnya.
Kata Mukminin, jika pakai daya 2200 watt bisa membayar tagihan listrik perbulan Rp 450 ribu-Rp 500 ribu, tapi Sekarang dengan adanya PLTS terbantukan dengan pembayaran listrik hanya 50 persen saja atau sekitar Rp 250 ribu.
“Di rumah ada mesin cuci,pompa air, magicom, setrika, kompor induksi,AC,” sebutnya.
bersambung
BACA JUGA