Delegasi Indonesia Dorong Peran Perempuan dan Pengurangan Kemiskinan dalam Commission on the Status of Women (CSW) di New York
JAKARTA,Inibalikpapan.com, – Delegasi Indonesia mendorong implementasi kesetaraan pemberdayaan perempuan dan pengurangan kemiskinan di sidang Commission on the Status of Women (CSW) ke68 di New York , (11-22/03/ 2024).
Presiden Direktur & CEO PT. XL Axiata Tbk sekaligus Co-Chair W20 Indonesia 2022 Dian Siswarini menghadiri Sidang CSW mewakili Indonesia. Hadir pula Kementerian PPPA RI dan Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Dian Siswarini dalam sesi side event Addressing Poverty, Strengthening Institutions and Financing for Women Empowerment menyampaikan makalah “The Role of Women in Entrepreneurship”. Intinya adalah bagaimana menemukan solusi yang dapat dilakukan untuk mendorong pemberdayaan perempuan melalui kewirausahaan guna menekan angka kemiskinan.
Solusi itu antara lain memberikan edukasi dan konsultasi, memberikan kemudahan akses keuangan dan akses supply chain kepada perempuan yang berwirausaha. Termasuk pemilik UMKM, sehingga mereka bisa memiliki bekal yang lebih untuk membesarkan usahanya.
Pemberdayaan perempuan melalui program kewirausahaan diharapkan mampu membantu menurunkan jumlah perempuan Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
“Saya juga memberikan sharing untuk audience dari berbagai negara tentang pencapaian program Sisternet untuk mendukung womenpreneur. Berbagai kelas diskusi intensif bersama komunitas para pemilik usaha, juga berbagai fasilitas tambahan untuk mendukung UMKM perempuan dalam kaitannya dengan inklusi keuangan,” ujarnya.
Menurut Dian sisternet telah mendukung lebih dari 3.000 UMKM, 1.000 kelas. Dan lebih dari 500.000 perempuan Indonesia sudah merasakan manfaat serta #Jadilebihbaik dari program Sisternet.
Sejak 2021 Kementerian PPPA Lakukan Revitalisasi Kebijakan
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Lenny N. Rosalin mewakili Menteri PPPA, menyampaikan pernyataan Pemerintah Indonesia yang memberikan perhatian serius Indonesia terkait isu pengentasan kemiskinan.
Isu kemiskinan memberikan dampak negatif terhadap seluruh masyarakat, baik laki-laki, perempuan, juga anak-anak. Tetapi dampak yang lebih besar dan tidak proporsional harus dihadapi oleh perempuan dan anak perempuan.
Oleh karena itu, delegasi Indonesia terus memperjuangkan pengentasan kemiskinan sebagai upaya membebaskan mereka dari kemiskinan dan dampaknya.
“Salah satu upaya pengentasan kemiskinan, terutama bagi perempuan dan anak perempuan yang dilakukan Pemerintah mewujudkan perencanaan penganggaran yang berperspektif gender. Yakni melalui pengesahan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Juga diperkuat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,” ungkapnya.
Pada 2021, pihaknya telah melakukan revitalisasi kebijakan pengarusutamaan gender dengan menyusun strategi nasional baru untuk memperkuat mekanisme kelembagaan.
Seperti penyusunan Rencana Aksi Kesetaraan Gender, integrasi perspektif gender dalam kebijakan strategis dan sektoral dan pengembangan instrumen. Juga dilakukan peningkatan sumber daya manusia serta dan penguatan lingkungan strategis.
“Melalui strategi tersebut, Pemerintah Indonesia telah memasukkan perspektif gender yang komprehensif. Tidak hanya dalam proses perencanaan dan penganggaran, tetapi juga dalam pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, audit, dan pelaporan pertanggungjawaban,” kata Lenny.
Mengenai CSW
CSW adalah pertemuan tahunan terbesar PBB mengenai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Acara tahun ini mengangkat tema “Accelerating the Achievement of Gender Equality and the Empowerment of All Women and Girls by Addressing Poverty and Strengthening Institutions and Financing with A Gender Perspective”. Atau “Meningkatkan Pencapaian Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Perempuan dengan Mengatasi Kemiskinan serta Memperkuat Lembaga dan Pendanaan dengan Perspektif Gender”.
Indonesia menjadi salah satu negara yang diundang untuk memberikan Best Practice, diwakili oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), W20 Indonesia dan Profesional-profesional Perempuan yang ahli di bidangnya.
Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan kehadiran Indonesia dalam forum PBB merupakan hal yang istimewa karena PBB memberikan kepercayaan untuk berbagi pengalaman kepada dunia.
“Indonesia sendiri dalam hal ini diwakili oleh Kowani yang merupakan bagian dari badan dunia ECOSOC (The Economic and Social Council). Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Kementerian PPPA telah memberikan kesempatan untuk berkolaborasi dengan Kowani dalam penyelenggaraan side event ini, dan Ibu Dian Siswarini, Presiden Direktur & CEO PT XL Axiata yang bersedia memenuhi undangan untuk hadir menjadi narasumber. Serta secara konsisten bersinergi mendukung demi kemajuan perempuan Indonesia melalui program Sisternet,” jelasnya.
Peserta yang Hadir CSW 68
Forum CSW 68 dihadiri Staf Ahli Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bidang Pembangunan Keluarga Indra Gunawan, delegasi dari Brazil dan CEO Mastertech Camilla Achuti, Presiden Komisaris PT Sarana Jabar Ventura dan PT Medco Energi Internasional, Tbk Yani Panigoro.
Hadir juga Ketua W20 Italia Linda Laura Sabbadini, Presiden Direktur & CEO XL Axiata sekaligus W20 Indonesia Dian Siswarini, President of ASEAN Confederation of Women’s Organization (ACWO) Cecilia, Ketua Ikatan Alumni Universitas Jawa Barat Irawati Hermawan, Pendiri dan CEO LSPR Prita Kemal Gani, Co-head of the US Delegation to W20 Virginia Littlejohn, dan perwakilan Dian Kemala, Niken Manohara. Total tidak kurang dari 100 peserta yang merupakan delegasi dari negara-negara anggota PBB di seluruh dunia.
BACA JUGA