Demo Banjir Turunkan Rizal Berlangsung Ricuh, 1 Mahasiswa Pingsan
BALIKPAPAN, Inibalikpapan – Tanpa diduga dan direncanakan, demo damai gabungan mahasiswa Balikpapan soal penuntasan banjir, berlangsung ricuh. Tujuh mahasiswa luka-luka saat aksi damai, satu diantaranya kritis yakni Rinto mahasiswa Hukum Uniba.
Demo yang berlangsung Senin siang (11/9/2017) yang berlangsung di halaman kantor Wali Kota Balikpapan awalnya berjalan aman dan tertib karena jumlah pendemo tidak sampai 100 mahasiswa.
Rinto ditangkap lalu dipukuli sehingga pingsan. Dia sempat dibiarkan di pinggir halaman dan ditolong rekan mahasiswa dan BPBD. Korban sempat dibawa ke DKK jalan Sudirman namun dirujuk ke RS Siloam jalan MT Haryono.
Aksi mahasiswa juga membawa keranda bertuliskan Rizal (walikota) gagal. Karena itu mahasiswa menuntut wali kota mundur dari jabatan. Dalam pantauan di lapangan, kericuhan berlangsung saat mahasiswa berorasi didepan kantor pemkot yang dijaga puluhan anggota Sabara dan Brimob maju beberapa langkah.
Orator yang juga korlap Rinto memerintahkan mahasiwa maju beberapa langkah namun langsung dihalang polisi sehingga terjadi aksi dorong-mendorong yang berujung pada baku hantam. Dalam situasi itu, seorang anggota polisi melemparkan keranda yang dibawa mahasisw bertulisakan Rizal gagal ke arah mahasiwa. Sehingga mengenai mahasiswa. Situasi ini sempat redah setelah korlap dengan membawa pengeras suara meminta mahasiwa tenang.
Namun sesaat kemudian terjadi baku pukul saat korlap dipukul seorang anggota. Karena dipukul korlap Rinto balas menyerang sehingga terjadi baku pukul aparat dengan mahasiswa. Rinto yang sudah diamankan sejumlah petugas ditangkap dengan digebuk dan ditendang di bagian dada dan kepalanya.
“Kami baru saja mau maju beberapa langkah tapi sudah dihalangi, kami dipukul dan ditendang dan ada 4 orang kawan kami yang sampai saat ini ditahan polisi,” jelas Awaluddin dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) usai situasi reda.
Mahasiswa membantah keras pihaknya menyiapkan BBM untuk melakukan aksi anarki saat demo.
“Kami tidak membawa dan tidak tahu menahu soal BBM itu karena sedari awal kita hanya membawa bendera dan spanduk serta miniatur keranda saja,” tegas aktivis HMI Balikpapan ini.
Menurutnya sebelum demo dilakukan konsolidasi salaam minggu lalu bahwa ini aksi damai. “Kami baik-baik berorasi tapi tiba-tiba malah dilempari keranda, malahan kami masih dipukuli, ditendang padahal kami sudah mau keluar dari sini,” ungkap Awal.
Dalam aksi itu mahasiswa mendesak juga pemerintah menindak pengembang nakal. Selain itu mahasiswa juga menilai wali kota gagal sehingga harus diturunkan. “Kalau tidak mampu maka sebaiknya mundur dari jabatan Wali Kota Balikpapan,” desaknya.
Sedangkan kepolisian berpendapat pengamanan yang dilakukan sesuai prosedur. Karena mahasiswa mendesak masuk ke kantor Wali Kota Balikpapan.
“Kantor ini objek vital yang dalam aturan jika terjadi demonstrasi harus sejauh 50 sampai 100 meter dari pagar tapi kita kasih toleransi sehingga mereka bisa masuk di halaman kantor,” jelasnya kepada media Senin sore di kantor pemkot. Kita evaluasi semua, mahasiswa yang ditahan sementara dilakukan pemeriksaan, kita selidiki. Kalau tindakan pemukulan yang dilakukan anggota itu saya tidak lihat langsung tapi tetap dievaluasi di internal,” kata KAbag Ops Polres Balikpapan Kompol Supriyant di lokasi.
BACA JUGA